MUI Nilai NU Berkontribusi Penuh untuk Agama dan Negara
Kamis, 30 Januari 2020 | 15:00 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Tepat pada Jumat (31/1) besok, organisasi sosial keagamaan terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama (NU) memperingati hari lahirnya yang ke-94 tahun. Panjatan doa dan harapan datang dari berbagai tokoh dan kalangan di negeri ini. Salah satunya dari Sekretaris Jendral Majlis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020, H Anwar Abbas.
Menurut dia, Nahdlatul Ulama telah banyak berperan untuk bangsa Indonesia baik sebelum kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan Indonesia. NU, menurut dia, berkontribusi penuh untuk agama dan negara.
Ia mengungkapkan, NU selalu dapat mengisi kemerdekaan dengan banyak mengabdikan diri untuk umat dan masyarakat Indonesia. Upaya NU agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dilakukan dengan berbagai pendekatan. Karena itu ia berharap NU di masa yang akan datang lebih maju dan semakin banyak memberikan manfaat.
Tokoh Muhammadiyah yang biasa disapa Buya Anwar ini menilai, banyak yang bisa kolaborasikan antara MUI dengan NU, diantaranya adalah penguatan ekonomi umat. Menurut dia, penguatan ekonomi umat oleh Ormas termasuk oleh NU perlu dikembangkan lagi.
Sebab sampai saat ini, ekonomi Indonesia masih dikuasai oleh kalangan elit, sementara masyarakat menengah kebawah sama sekali belum banyak terlibat secara penuh. Kedepan, MUI siap menjadi fasilitator agar ekonomi kerakyatan untuk masyarakat diwujudkan dengan berbagai program yang terintegrasi antara NU dan MUI.
Untuk diketahui, Nahdlatul Ulama berdiri pada 31 Januari 1926, latar belakang berdirinya organisasi ini didorong oleh minat para Kiai pemilik pesantren yang gigih untuk menciptakan kebebasan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban di Arab Saudi yang saat itu akan dibuat asas tunggal yakni Madzhab Wahabi.
Hasilnya, hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua