PBB Tak Setuju Pengungsi Rohingya Dipindah ke Pulau Rawan Banjir
Senin, 4 November 2019 | 22:00 WIB
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaporkan tidak setuju dengan rencana pemerintah Bangladesh memindahkan para pengungsi Rohingya ke Pulau Bhashan Char. Pasalnya, lokasi penampungan dinilai tidak layak dan memprihatinkan.
Disebutkan, Bhashan Char adalah pulau yang terisolasi, seringkali dihantam badai dan banjir rob saat air laut sedang pasang. PBB meminta agar sejumlah persyaratan dipenuhi terlebih dahulu sebelum memindahkan para pengungsi. Misalnya menyediakan pelayaran berkala dari pulau tersebut ke pelabuhan Bangladesh terdekat.
“Demi keamanan dan keberlangsungan kehidupan di Bhashan Char, PBB menginginkan hendaknya proses itu dilakukan secara sukarela dan melalui pendampingan teknis,” kata juru bicara badan PBB untuk pengungsi, UNHCR, Louise Donovan, dikutip AFP, Senin (4/11).
Kelompok aktivis Fortify Right mengatakan, bulan lalu pihaknya melakukan wawancara terhadap 14 pengungsi Rohingya terkait rencana pemindahan mereka ke Pulau Bhashan Char. Hasilnya, mereka tidak bersedia dipindah atau dihubungi otoritas Bangladesh terkait dengan rencana tersebut.
“Sekarang semuanya jadi serba tidak pasti. Mereka (PBB) tetap belum setuju dengan rencana pemindahan itu," kata Menteri Manajemen Bencana dan Bantuan Bangladesh, Enamur Rahman.
Bangladesh mengklaim, ada sekitar 3.500 pengungsi Rohingya yang bersedia dipindahkan dari Cox’s Bazar ke pulau tersebut. Pemindahan tersebut akan dilakukan dari November 2019 hingga Februari 2020, ketika air laut masih tenang.
Pihak Bangladesh meyakinkan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika pengungsi Rohingya dipindah ke pulau itu. Karena pemerintah Bangladesh sudah mempersiapkan segala sesuatunya—termasuk tanggul penahan badai- di pulau tersebut selama tiga tahun terakhir.
Rencananya, ada sekitar 100 ribu pengungsi Rohingya yang akan dipindahkan ke Pulau Bashan Char. Langkah ini diambil untuk mengurangi kepadatan pengungsi di distrik Cox’s Bazar. Diketahui, ada sejuta lebih pengungsi yang tinggal di sejumlah wilayah di Cox’s Bazar.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk menjamin keselamatan etnis Rohingya yang ingin kembali ke kampung halamannya di negara bagian Rakhine.
Menurutnya, Myanmar bertanggungjawab menciptakan lingkungan yang kondusif dan aman sehingga pemulangan etnis Rohingya bisa dilakukan secara berkelanjutan.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua