Internasional

PBNU Kunjungi Muslim Yunnan di Tiongkok

Sabtu, 12 Mei 2018 | 15:01 WIB

PBNU Kunjungi Muslim Yunnan di Tiongkok

Kunjungan PBNU di Kunming

Kunming, NU Online 
Dalam rangka menyebarkan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah an-nahdliyyah ke pelosok dunia, PBNU melakukan berbagai kunjungan ke luar negeri. Sebagaimana telah direncanakan sebelumnya, menjelang Ramadhan tahun ini PBNU mengunjungi beberapa komunitas Islam di Republik Rakyat Tiongkok. 

Kunjungan kali ini  dipimpin langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj didampingi Wakil Ketua Umum KH Maksoem Mahfudz, Bendahara Umum Bina Suhendra dan dua Ketua KH Abdul Manan Ghani dan Robikin Emhas. Turut mendampingi, Ketua PP Muslimat NU Nyai Nurhayati, Wasekjen PBNU Andi Najmi Fuadi, Ishfah Abidal Aziz, Ulil Abshar dan Wakil Sekretaris LPTNU Achmad Sudrajat.

Kunjungan pertama PBNU ke Kunming Islamic College Sabtu (12/5) pagi waktu setempat. Kampus tersebut merupakan lembaga pendidikan Islam di kota Kunming yang terletak di provinsi Yunnan. Selain mengadakan kegiatan belajar mengajar, lembaga yang berdiri tahun 1982 ini juga menjadi ruang aktivitas muslim Yunnan  di bawah Yayasan Muslim Yunnan.

“Di sini para siswa fokus pada jurusan ushuluddin, mereka belajar tafsir, hadits, fiqih, ushul fiqih, ilmu kalam, dan beberapa pelajaran keislaman lainnya,” ujar ustadz Husain dan Ustadz Ishaq yang selama ini bertanggung jawab pada materi pembelajaran siswa di kampus itu.

Kunming Islamic College didirikan oleh seorang Muslim China bernama Muhammad Amin. Menurut penuturan Mr. Ma sebagai wakil direktur, Muhammad Amin merupakan sosok muslim yang alim dan bijaksana. Dia belajar Islam dari Mesir, Madinah  dan Pakistan.

Selain meninjau koleksi buku-buku keislaman di perpustakaan, rombongan juga berdialog dengan dewan pengajar. Pada pertemuan itu, Ketua Umum PBNU menjelaskan adanya hubungan historis antara Islam Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyyah dengan Islam yang dikembangkan Muslim Yunnan di Kunming Islmic Colleg. 

Persamaan ini, kata dia, yang akan menjadi titik awal hubungan antara NU dan masyarakat Islam di Yunnan. (Red: Abdullah Alawi)