Hoaks, menurut Cambridge Dictionary dapat diartikan sebuah rencana atau trik untuk membohongi seseorang, seperti mengatakan berita yang tidak benar, baik sebagian maupun sepenuhnya salah. Maraknya hoaks yang beredar di masyarakat Indonesia, bahkan sejak jauh-jauh hari sebelum masa Pilpres hingga pesta demokrasi akbar Indonesia itu berakhir, hoaks belum lenyap dari jagat nyata maupun maya.
Menggandeng PCINU Taiwan, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI Taipei) dan Bank Negara Indonesia (BNI), Indonesia Diaspora Network in Taiwan (IDN) Taiwan memanfaatkan momentum terbitnya buku berjudul Ruang Opini Publik karya Lalu Tri Wijaya Nata Kusuma, yang merupakan cendikiawan muda anggota PCINU Taiwan.
Prinsipnya, tidak mudah bahkan mungkin kita tidak bisa sepenuhnya mengendalikan atau menghentikan pola komunikasi dan arus informasi yang liar tersebut. Seiring maraknya penyebaran informasi yang cenderung subjektif dan terindikasi hoaks maka ruang- ruang opini publik tersebut tidak dapat sepenuhnya menjadi acuan dalam menerima informasi dan membuat sebuah keputusan secara instan.
"Akibat dari ego dan hawa nafsunya, banyak dari kita yang terseret arus untuk menyebar berita atau informasi yang belum jelas terbukti sumber dan kebenarannya. Maka, pentingnya nilai tabayyun adalah dengan meneliti dan menyeleksi informasi, tidak tergesa-gesa memutuskan permasalahan baik dalam perkara hukum, kebijakan dan sebaginya hingga sampai jelas benar permasalahnnya, sehingga tidak ada pihak yang merasa tersakiti," kata Tri.
Dalam buku tersebut berbagai fenomena kasus yang terjadi di Indonesia dibahas, dengan perspektif penulis secara objektif dan komprehensif seperti kehidupan generasi millennial di era ekonomi digital, isu tenaga kerja asing dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, sistem transportasi, pengelolaan sampah, kehiduapan pelajar dan pekerja migran di Taiwan, hingga isu politik Palestina.
"Secara keseluruhan, pesan yang ingin disampaikan dalam buku tersebut khususnya bagi rekan-rekan aktivis millenial bahwa dalam menghadapi isu atau fenomena kehidupan bermasyarakat di Indonesia agar selalu memberikan infromasi, pandangan dan opini yang kritis, rasional dan objektif. Sehingga, masyarakat di luar sana dapat tercerahkan dan mendapat manfaat dalam penyebaran informasi yang didapatkan melalui kanal-kanal berita online," pungkas Tri. (Red: Kendi Setiawan)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua