Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Lepas Subuh betul, Niam Almuzakki sudah siap berangkat menuju Padang Arafah. Dari penginapannya di Mina, ia beserta rombongan memulai perjalanan pada Senin (19/7/2021) sekitar pukul 05.00 pagi. Hanya butuh waktu 15 sampai 20 menit, ia telah sampai di tempat tujuan. Pukul 06.00 belum genap, ia sudah siap untuk melaksanakan inti haji itu.
"Berangkat jam 05.00 Subuh dari Mina sampai di Arafah kurang dari jam 06.00. Sekitar 15 sampai 20 menit kami melakukan perjalanan," ujarnya kepada NU Online pada Selasa (20/7/2021) dinihari WIB.
Perjalanan relatif singkat meskipun terjadi penutupan jalan di beberapa perempatan. Hal itu karena sejak penginapan mula hingga lokasi wukuf, pada bus yang ditumpanginya dilakukan pengawalan yang ketat.
"Karena pemberangkatan kita dikawal langsung, kita menggunakan bus, kita langsung diarahkan ke Arafah. Pengamanan cukup ketat. Di perempatan ditutup. Di Arafah juga setiap sudutnya ada pengamanan," katanya.
Ia bersama 42 orang lainnya dalam satu tenda melaksanakan wukuf. Memang, tidak ada bacaan khusus yang dibaca saat ibadah ini. Meskipun demikian, Niam membaca beberapa wirid yang diijazahkan kepadanya dari kiainya di Pondok Pesantren Assalafi, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat.
"Saya membaca Hadiyu, membaca ijazah dari Pengasuh Pondok Pesantren Assalafi, membaca Ayat Kursi 360 kali, Al-Ikhlas 100 kali, Shalawat Ibrahimiyah 100 kali, dan tahlil Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumitu wahuwa ‘ala kulli syay’in qadir 1.000 kali," terangnya.
Meskipun cuaca di sana cukup terik dengan suhu rata-rata 30 hingga 32 derajat Celcius, Niam tidak merasakan panas atau gerah. Pasalnya, tenda yang menjadi tempatnya berwukuf dilengkapi dengan fasilitas yang mencukupi, mulai dari kursi yang dapat menjadi tempat tidur, hingga Air Conditioner (AC).
"Kita cukup nyaman dengan tempat di Arafah ini karena fasilitas yang cukup baik," kata Wakil Bendahara Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) itu.
Suasana tempat yang cukup nyaman itu cukup terganggu dengan ponsel beberapa jamaah yang kerap kali berdering. "Ada jamaah yang ponselnya tidak disilent sehingga membuat konsentrasi jamaah lainnya pecah. Banyak panggilan. Kemudian, adanya jamaah haji yang ngobrol dengan suara yang cukup kencang. Ini membuat kurang fokus," katannya.
Ibadahnya tersebut tentu saja tak lepas dari kendala. Informasi mengenai jadwal ibadah kerap diterimanya secara mendadak. Ia mencontohkan keberangkatannya ke Arafah pagi hari baru ia terima saat pukul 10 malam. Padahal, ia dan jamaah lainnya sudah meminta kepastian sejak pagi harinya. Sampai kabar ini dikirim, ia juga masih belum mengetahui jadwal ibadah selanjutnya, apakah akan nafar awal atau mengikuti nafar tsani. "“Saya belum mendapatkan kabar apakah nafar awal atau nafar tsani," katanya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua