Jatim

Kompak, Ketua NU, Muhammadiyah, dan MUI Jatim Baca Puisi Bareng di Satu Panggung

Jumat, 29 Juli 2022 | 04:34 WIB

Kompak, Ketua NU, Muhammadiyah, dan MUI Jatim Baca Puisi Bareng di Satu Panggung

Tiga ketua Ormas saat membacakan puisi. (Foto: NOJ/ Risma Savhira)

Surabaya, NU Online Jatim
Tiga Ketua Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) di Jawa Timur (Jatim) membacakan puisi spesial saat Kick Off Harlah Satu Abad NU di Tugu Pahlawan, Surabaya, Kamis (28/07/2022) saat Kick Off Harlah 1 Abad NU. 


Ketiganya yaitu Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, KH Mutawakkil Alallah Ketum MUI Jawa Timur, dan KH Saad Ibrahim, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur.


Mereka naik ke atas panggung bersama-sama mengenakan outfit (pakaian) yang seragam. Baik dari kopiah, kemeja, jas, hingga sarung. Para kiai ini kemudian membaca puisinya secara bergantian diawali Kiai Marzuki, kemudian Kiai Mutawakkil, dan terakhir Kiai Saad.


KH Abdussalam Shohib, Ketua Panitia Harlah 1 Abad NU mengatakan, kolaborasi menumbuhkan empati dan simpti kepada sesama. Serta menyadarkan masyarakat sebagai makhluk sosial. 


“Kolaborasi akan mengokohkan kita sebagai anak bangsa. Tadi kita saksikan kolaborasi TNI POLRI yang membacakan Al Quran dan Sari Tilawah. Serta ada pembacaan puisi oleh Ketua PWNU Jawa Timur, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, dan Ketum MUI Jawa Timur,” terangnya.


Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar dalam acara ini membacakan puisi yang tidak asing bagi nahdliyin yaitu syiir Tanpo Waton.


“Jawa Timur Suroboyo, sabar narimo senajan sukses,” kata Kiai Marzuki.


Di samping itu, KH Mutawakkil Alallah Ketum MUI Jawa Timur mempersembahkan puisi yang berisi peran Aswaja an Nahdliyah yang datang sebagai jawaban saat kebimbangan.


“Puisi ini untuk para santri, pecinta dan pemerhati NU,” terangnya.


KH Saad Ibrahim, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur mengucapkan selamat atas usia NU yang sudah 100 tahun.


“Atas nama PW Muhammadiyah Jawa Timur dan seluruh warga mengucapkan mabruk wa najah milad NU ke 100 tahun. Malam ini kick off diselenggarakan, sudah 50 tahun saya tidak menulis puisi. Tapi karena yang meminta Kiai Marzuki dan atas restu Kiai Mutawakkil maka saya sami’na wa ata’na,” ujarnya.