Jatim

Malam Cocogen, Tradisi Warga Bangkalan Sambut Kelahiran Nabi Muhammad

Senin, 9 September 2024 | 08:00 WIB

Malam Cocogen, Tradisi Warga Bangkalan Sambut Kelahiran Nabi Muhammad

Tradisi malam cocogen dengan 5 susunan buah dan 1 susunan buah yang paling besar. (Foto: dok. NU Online Jatim)

Bangkalan, NU Online

Bulan rabiul awal adalah bulan kelahiran Nabi Muhammad saw. Biasanya masyarakat Muslim di Indonesia menyambut dengan beragam ekspresi, baik dalam bentuk shalawatan, membaca berbagai kitab maulid, atau dalam bentuk tradisi-tradisi khas daerah.


Seperti masyarakat di Bangkalan, Madura, Jawa Timur yang memeriahkan bulan kelahiran Nabi Muhammad saw dengan tradisinya bernama Malam Cocogen. Cocogen sendiri merupakan wujud rasa suka cita masyarakat Madura atas kelahiran Nabi Muhammad saw.


Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan, Hannan Febrian mengatakan, masyarakat di Bangkalan melaksanakan tradisi malam cocogen yang dihadiri oleh ribuan orang dan dilaksanakan di dalam Masjid Syaikhona Kholil Bangkalan.


“Dalam acara tersebut terlihat sangat meriah dengan berbagai jenis buah yang disusun menjulang tinggi, terdapat 5 susunan buah dengan 1 susunan buah yang paling besar,” ujar dia, Sabtu lalu dilansir NU Online Jatim.


Ia menyebut, tradisi malam cocogen secara rutin dilaksanakan setiap awal bulan rabiul awal dan dilaksanakan di Masjid Syaikhona Kholil Bangkalan, masyarakat merasa senang dengan adanya tradisi ini karena bisa menjalin silaturahim antar warga serta mendengarkan lantunan shalawat dari hadrah Ishari.


“Keseruannya tradisi dalam berebut buah, dengan adanya tradisi malam cocogen ini dapat memberikan edukasi bagi generasi muda untuk tidak melupakan tradisi atau budaya Islam yang sudah mengakar di masyarakat,” terangnya.


Sementara Mahasiswa UTM Bangkalan lainnya, Achmad Ryan menjelaskan, selain lantunan shalawat nabi, pembacaan ratib Syaikhona Kholil juga kerap dibacakan saat acara berlangsung. Acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa badan otonom seperti PSNU Pagar Nusa, hadroh Ishari, PCNU dan Banser.


“Dalam acara tersebut Pagar Nusa bertugas untuk menjaga susunan buah yang sedang berada di tengah-tengah masyarakat duduk melingkar, acara tersebut sangat meriah karena masyarakat berebut buah yang sudah disusun dengan harapan mendapatkan keberkahan, karena masyarakat meyakini buah tersebut membawa keberkahan bagi mereka tersendiri,” ungkap Ryan.