Penting Melihat Sesuatu dari Sisi Positif untuk Perkuat Moralitas Umat
NU Online · Ahad, 28 Desember 2025 | 14:00 WIB
Probolinggo, NU Online Jatim
Ning Hj Widad Bariroh dari Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Pasuruan, mengatakan bahwa persoalan moralitas umat sejatinya bukan fenomena baru. Menurutnya, yang membedakan kondisi hari ini dengan masa lalu adalah tingkat paparan informasi yang jauh lebih tinggi.
"Kalau kita amati hari ini, moral seperti ini sebenarnya ini juga terjadi di era sebelumnya, hanya saja exposurenya tidak setinggi hari ini," ujarnya dalam acara Movement Talk bertajuk ‘Mengokohkan Peran Muslimah di Era Digital dalam Menjaga Moralitas Umat’. Agenda itu dilaksanakan oleh Indonara Media, Sabtu (27/12/25).
Ning Widad menjelaskan, moralitas umat tidak semata-mata diukur dari baik atau buruknya suatu perilaku, melainkan juga dari cara pandang individu dalam menyikapi realitas tersebut. Sebab itu, ia menekankan pentingnya membiasakan diri melihat sesuatu dari sisi positif.
"Saya paling tidak terima semisal Gen Z yang didiskreditkan mengenai potensi yang katanya bobrok. Padahal ini hanya soal mindset. Jadi saya kira sisi positif akan terus ditemukan selama kita mencari positifnya, begitu sebaliknya," tegasnya.
Koordinator III Nawaning Nusantara ini juga menilai isu moralitas umat menjadi semakin krusial seiring pesatnya perkembangan teknologi. Namun, ia menegaskan bahwa akar persoalan krisis moral sejatinya terletak pada manusia itu sendiri.
"Di dunia ini sesuatu yang paling sulit memang manusia. Karena manusia mengatur manusia. Manusia itu makhluk rumit mengatur makhluk rumit lainnya. Manusia itu kan terdiri badan, akal, dan hati yang itu juga dimiliki oleh manusia lain dengan keadaan yang berbeda-beda," ucapnya.
Ia menilai, dalam beberapa tahun terakhir, penilaian terhadap moralitas seseorang kerap disederhanakan. Menurutnya, kecerdasan manusia tidak bisa dilepaskan dari tiga aspek utama, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.
"Kalau kita mau mengatakan seseorang ini cerdas harus dalam tiga aspek, berarti seseorang yang lemah di salah satu aspek akan tetap terlihat buruk. Masak gak ada atau gak boleh melihat sisi positifnya yang lain yang bisa kita rasakan sebagai penopang kebaikan lain," tuturnya.
Terkait anggapan bahwa moralitas umat kian memburuk, Ning Widad menilai persoalan tersebut tidak selalu bersumber dari keburukan individu. Ia justru menyoroti peran orang tua yang dinilai belum sepenuhnya siap dan cakap dalam merespons tantangan zaman.
Selengkapnya klik di sini.
Terpopuler
1
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
2
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
3
Islah Tercapai di Lirboyo, Kiai Miftach dan Gus Yahya Sepakat Gelar Muktamar Ke-35 NU Bersama
4
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan dengan Memperbanyak Tobat di Bulan Rajab
5
Khutbah Jumat: Menjaga Diri dari Dosa di Bulan Rajab
6
Penuhi Undangan Kiai Sepuh, Gus Yahya Hadiri Silaturahim Mustasyar-Syuriyah di Pesantren Lirboyo
Terkini
Lihat Semua