Jakarta, NU Online
Sebuah video mengharukan diunggah oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho di twitternya. Video itu tentang seorang bocah bernama Adit yang menangis dan tengah ditenangkan seorang personil Polri.
Adit merupakan seorang anak yang kehilangan orang tuanya yang menjadi korban tsunami Selat Sunda beberapa waktu lalu. "Personil Polri menghibur Adit, seorang anak yang kehilangan orang tuanya (karena) terkena tsunami Selat Sunda," tulis Sutopo, Jumat (28/12).
Adit selamat dari bencana Tsunami karena saat kejadian ia sedang berada di luar kota sedang mengikuti kompetisi sepak bola. "Ketika keluarganya tersapu tsunami, Adit sedang di luar kota ikut kompetisi sepak bola U-13 di Lampung," tulis Sutopo.
Menurut keterangan Sutopo, Adit merupakan seorang anak yang memiliki cita-cita untuk menjadi pemain sepak bola profesional. "Cita-cita Adit ingin menjadi bintang sepak bola agar Indonesia selalu juara," katanya.
Dalam video yang berdurasi 52 detik ini, tampak seorang anggota Polri sedang menenangkan bocah laki-laki yang menangis dengan mengenakan kaos timnas Indonesia. Saat menenangkan, anggota Polri meminta Adit untuk tegar dan terus semangat. Ia juga menghibur Adit yang ingin menjadi pemain bertahan agar tetap kuat. "Semangat, dan perbanyak doa buat ibu dan bapak," kata anggota Polri itu menyemangati.
Video tersebut mendapat komentar bernada ucapan semangat agar Adit tabah. karena ketertarikan Adit pada sepak bola, beberapa netizen juga memention akun twitter milik pesepak bola Ronaldo dan Paul Pogba dengan harapan memberi bantuan sebagaimana yang dilakukan Ronaldo pada Martunis, seorang bocah korban Tsunami Aceh.
Adit selamat dari bencana tsunami yang menerjang Selat Sunda akibat letusan Gunung Anak Krakatau pada 22 Desember 2018 lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban tewas akibat tsunami Selat Sunda pada Jumat (28/12/2018) pukul 13.00 WIB, total dampak tsunami di lima kabupaten di Banten dan Lampung tercatat 430 orang. Sementara itu, saat ini status Gunung Anak Krakatau per 26 Desember 2018 ini berada pada level Siaga atau Level III, dengan radius berbahaya menjadi lima kilometer. (Ahmad Rozali)