Nasional HALAQAH ISLAM NUSANTARA

Agus Sunyoto: Saya Tidak Yakin Walisongo Digambarkan Pakai Jubah

Ahad, 19 April 2015 | 09:02 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagian orang kita menganggap menara Kudus itu dulunya candi, saya bilang tidak. Ya menara, Sunan Kudus itu sejak kecil hidup di situ, pertama kali melihat bangunan, modelnya seperti itu. Dia tidak ada contoh lain saat itu, mesjid yang berbentuk kubah juga tidak ada. Karena itu, saya tidak yakin Walisongo pakaiannya jubah-jubah seperti itu.<>

Demikian diungkapkan oleh Pakar Islam Nusantara, Agus Sunyoto dalam kegiatan Halaqah Islam Nusantara yang digelar Pascasarjana STAINU Jakarta, Jum’at (17/4) di Kampus STAINU Jakarta, Jl Taman Amir Hamzah Jakarta Pusat.

“Karena tembang yang dilantunkan oleh Sunan Kalijaga dalam Lir Ilir, pakaian dulu disebut dodot, yakni pakaian yang dipakai oleh para pendeta Hindu, yaitu kain putih melingkar sedada,” terangnya.

Penulis buku Atlas Walisongo ini menambahkan, para wali tahu pakaian jenis shafir (seperti jubah), sifatnya eksklusif, mereka menilai tidak boleh memakai pakaian yang sifatnya eksklusif seperti itu. Kalau berada di tengah-tengah masyarakat, ya berpakaian seperti mereka.

Jadi, lanjut Dosen FIB Universitas Brawijaya Malang ini, jika wali tiba-tiba berpakaian seperti itu, menurut hukum yang berlaku di masyarakat ketika itu, haram hukumnya. Lagipula, para wali tidak mau berpakaian yang berbeda dengan masyarakat sekitarnya. 

“Karena masyarakat sekitar tidak memakai jubah, untuk apa, para wali tahu hukum yang berlaku di tengah-tengah masyarakat yang masih lekat dengan tradisi Hindu-Buddha ketika itu,” tandasnya di depan para Dosen dan mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta. (Fathoni)