Akademisi: Kaderisasi PMII Harus Mampu Jadikan Anggota yang Terampil di Berbagai Bidang
Kamis, 27 Juni 2024 | 09:00 WIB
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Akademisi Naeni Amanulloh menyoroti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang akan melaksanakan suksesi kepemimpinan melalui Kongres XXI di Palembang, Agustus mendatang, terutama pada persoalan kaderisasi.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) tersebut meminta para calon pemimpin PMII untuk memperhatikan sistem kaderisasi yang berlaku saat ini. Pasalnya, kaderisasi perlu dikembangkan menyesuaikan keadaan calon kader yang ada.
"PMII harus punya cara untuk membuat kaderisasi yang membuat kader-kadernya benar-benar terdorong untuk skillfull (terampil) dalam bidang tertentu dari politik sampai nonpolitik," katanya saat ditemui di Lantai 3, Gedung Unusia, Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Selain itu, Naeni juga berpesan agar tiap calon memiliki gagasan tentang distingsi atau pembeda kaderisasi di PMII dengan organisasi lain, kemudian para calon juga perlu memiliki visi pandangan distingsi seorang kader dengan mereka yang tidak ikut berorganisasi.
"Jadi tingkat kompetisi saat ini di segala sektor, bukan lagi PMII dengan organisasi tertentu, tetapi PMII dengan mereka yang tidak terorganisir," katanya. "PMII itu distingsinya apa? Kalaupun mereka hanya mampu berkompetisi di sektor-sektor lain, nilai lebih apa yang dibawa oleh PMII," sambungnya.
Lebih dari itu, Naeni juga merasa perlu tiap calon memahami arena atau tempat-tempat yang ingin dituju sebagai ladang kaderisasi seperti partai politik, kampus, dan sebagainya. Ketua Pengkaderan PB PMII 2008-2011 itu memandang perlu juga menyesuaikan pola yang ada dan menjadi pembeda.
"Di lingkaran politik, ya dia (calon) pertama-pertama mereka harus berperan sebagai politisi di arena itu. Tetapi di saat yang sama yang terkait dengan kaderisasi, apa yang membedakan mereka berpolitik dengan mereka yang berpolitik. Pembedaan, misal, maslahatnya lebih untuk masyarakat," jelasnya.
Selain kaderisasi, secara keorganisasian, lanjut Naeni, pengurus nantinya perlu memiliki visi berani lebih mandiri dan tak bergantung atas kekuasaan pemerintahan. Kemandirian itu, menurut Naeni bukan berarti menjauh dari pemerintahan, tapi tahu posisi tawar yang pas.
"Mereka harus berani untuk mangambil jarak dengan pemerintah, selalu berani. Bukan berarti mereka selalu diametral dengan pemerintah. Tetapi tau persis kapan mendekat dan kapan mereka harus menjauh, ya di tengahlah seperti tawasuth," jelasnya.
Di antara rangkaian Kongres XXI PMII adalah debat calon ketua umum PB PMII dan calon Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri (Kopri) di Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Sumatera Barat, Kamis (27/6/2024).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua