Alim Ulama Sepakat Kepengurusan PBNU Harus Berjalan hingga Akhir Masa Jabatan
NU Online · Senin, 24 November 2025 | 04:00 WIB
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat konferensi pers usai melaksanakan Silaturahim Alim Ulama di kantor PBNU Jakarta, Ahad (23/11/2025) malam. (Foto: NU Online/Suci)
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengundang puluhan alim ulama di Gedung PBNU, Jakarta, Ahad (23/11/2025).
Pertemuan yang dihadiri sekitar 60 kiai dari berbagai daerah ini digelar sebagai respons atas beredarnya risalah Rapat Harian Syuriah PBNU yang memuat usulan agar Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), mundur dari jabatannya.
Katib Aam PBNU KH Said Asrori menegaskan pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan penting yang merupakan masukan dari para kiai yang hadir.
"Pertama, para ulama sepakat bahwa kepengurusan PBNU harus berjalan sampai akhir masa jabatan, yakni satu tahun lagi," ungkapnya.
Kiai Said Asrori menegaskan tidak ada pemakzulan ataupun pengunduran diri terhadap siapa pun, baik Rais Aam, Ketua Umum, maupun jajaran pengurus lainnya.
"Semua sepakat, tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri. Kepengurusan harus sempurna sampai Muktamar yang akan datang,” tegasnya.
Kiai Said menjelaskan dalam pertemuan tersebut, para kiai sepakat agar PBNU menggelar silaturahim yang lebih besar dengan melibatkan lebih banyak ulama, terutama para kiai sepuh.
Pertemuan tersebut diharapkan menjadi ruang islah dan rekonsiliasi atas polemik yang telah menjadi perhatian publik.
"Semua sepakat bahwa ada masalah, tetapi semuanya ingin diselesaikan dengan cara-cara yang baik. Ini poin pertama," ujar Kiai Said.
Ia mengajak Pengurus NU melakukan tafakur demi kebaikan bersama, baik bagi masyarakat, warga NU, maupun untuk Indonesia.
"Bersama-sama bertafakur, selalu memohon pertolongan demi kebaikan semuanya di antara kita. Itu yang paling pokok,” jelasnya.
Dia kembali menegaskan tidak ada pemakzulan terhadap Ketum PBNU Gus Yahya. “Kalau ada pergantian, itu majelis yang paling tinggi dan terhormat adalah Muktamar Nahdlatul Ulama. Dan itu diatur di dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan perkumpulan,” ucapnya.
Dalam kesempatan sama, Gus Yahya menekankan bahwa semua bentuk komunikasi terkait organisasi harus tunduk pada regulasi resmi NU, baik yang disampaikan secara langsung maupun melalui media publik.
"Jadi statemen-statemen, ataupun artikulasi-artikulasi, baik lisan maupun tertulis dari siapapun, itu semuanya harus diukur dengan aturan-aturan dan regulasi yang ada dalam sistem konstitusi organisasi," pungkas dia.
Rencana Pertemuan Kiai Sepuh di Lirboyo
Gus Yahya menegaskan bahwa pertemuan yang lebih besar akan segera digelar, melibatkan para kiai sepuh yang akan diselenggarakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
“Para kiai yang hadir bersepakat untuk menggelar segera dalam waktu dekat ini pertemuan yang menghadirkan para sesepuh ulama tempat sudah disepakati yaitu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri,” jelasnya.
Sebelumnya, risalah rapat harian Syuriyah yang memuat desakan agar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mundur atau diberhentikan dari jabatannya.
Dokumen tersebut merupakan hasil pertemuan tertutup pengurus harian Syuriyah PBNU di Hotel Aston City Jakarta pada Kamis, 20 November 2025. Risalah itu hanya ditandatangani Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua