Jakarta, NU Online
Putri sulung Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid menyatakan bahwa Isomil (International Summit of The Moderate Islamic Leaders) yang diselenggarakan PBNU merupakan sikap dan langkah proaktif NU dalam mengampanyekan Islam ramah melalui karakter Islam Nusantara yang masih menjadi tema besarnya.
Hal ini disampaikan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian ini kepada NU Online saat memenuhi undangan acara pembukaan Isomil, Senin (9/5) di Gedung Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat.
“Saat ini wajah Islam di dunia yang muncul wajah Islam yang marah. Sebab itu, karakter Islam Nusantara yang lentur dan inklusif sangat dibutuhkan di tengah kondisi dunia Islam khususnya di Timur Tengah yang dipenuhi dengan radikalisme dan tindakan terorisme,” jelas Alissa.
Dia menerangkan, tak sedikit penduduk dunia yang terkesan dengan cara beragama di Indonesia. Hal ini memberi dampak bahwa banyak warga dunia yang berharap pada Indonesia untuk terus memberikan inspirasi dan mendorong perdamaian dunia.
Perempuan yang kini aktif menjabat sebagai Sekretaris LKKNU ini juga menceritakan ketika beberapa minggu yang lalu dirinya memenuhi undangan pertemuan International di Berlin dan negara-negara muslim. Di sana, terang Alissa, yang muncul adalah wajah Islam yang bengis dalam menyikapi berbagai perbedaan.
“Sebab itu kemudian ketika mereka melihat keharmonisa Islam di Indonesia, mereka semacam mendapatkan oase di di tengah padang pasar yang panas dan gersang,” tutur anak pertama Gus Dur dari empat bersaudara ini.
Keharmonisan di Indonesia yang telah tumbuh dan teguh selama berabad-abad jangan sampai ternodai dengan perilaku beragama yang marah, keras, tertutup, dan anti-perbedaan. “Karena kalau sedikit-sedikit menolak perbedaan, pokoknya harus begini dan begitu, maka yang timbul pemahaman hitam putih yang mengarah pada radikalisme,” terang Alissa. (Fathoni)