Nasional ISOMIL

Bisakah Islam Nusantara Jadi Solusi? Ini Penjelasan Alissa Wahid

Senin, 9 Mei 2016 | 10:23 WIB

Jakarta, NU Online
Perhelatan International Summit of The Moderate Islamic Leaders (Isomil) yang diselenggarakan PBNU mengambil tema besar Islam Nusantara: Inspirasi Peradaban Dunia dinilai penting untuk menginspirasi perdamaian dunia di tengah radikalisme global. Lalu bisakah Islam Nusantara ini bisa sekaligus menjadi solusi?

Alissa Wahid menjelaskan bahwa karakter Islam Nusantara yang inklusif (terbuka) dan lentur membuat Islam Nusantara tidak hanya bisa menginspirasi tetapi juga bisa menjadi solusi.

“Jadi poinnya di karakternya yang terbuka dan lentur karena Islam Nusantara dari dulu sudah terbiasa dengan perbedaan budaya dan keyakinan. Karakter inilah yang sedang dibutuhkan, apalagi dengan kondisi Timur Tengah yang sedang dilanda terorisme global,” ujar putri sulung Gus Dur ini, Senin (9/5) di Gedung JCC Senayan, Jakarta.

Saat ini, lanjutnya, banyak orang muslim yang bermigrasi ke negara-negara lain seperti di Eropa. Karakter Islam Nusantara yang terbuka dan lentur bisa diterapkan oleh negara manapun. 

“Contoh kasus yang nyata saat ini bisa diterapkan kepada para imigran muslim. Kalau karakter Islam Nusantara sudah terbiasa bersifat inklusif. Jika diterima di tempat yang baru, para imigran ini juga akan lebih bersikap responsif karena diterima dengan ramah,” jelas Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian ini.

Alissa tidak memungkiri bahwa terorisme global yang hingga saat ini belum surut salah satunya disebabkan oleh faktor geopolitik. Faktor selanjutnya menurut Sekretaris LKKNU ini, yaitu ideologi wahabi yang menuntut purifikasi dan eksklusivitas. 

“Ini karakter yang tidak lentur sehingga tidak mampu berinteraksi dengan budaya-budaya yang berkembang,” jelasnya.

Dalam kesempatan konferensi internsional ini, Alissa memberikan saran agar kegiatan penting ini diarahkan pada solusi problem-problem nyata yang sekarang melanda dunia Islam dan dunia global pada umumnya.

“Jadi selain solusi bagi negaranya masing-masing, para pemimpin Islam moderat ini harus merumuskan bersama tantangan dunia global saat ini. Seperti NU sudah menginspirasi Afghanistan untuk mendirikan organisasi NU di sana, tentu dengan semangat yang sama dan  disesuaikan kondisi lokal masing-masing,” papar Alissa. (Fathoni)