Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesnatren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim menyatakan, perkara syukur merupakan salah satu bagian terpenting dalam berislam. Namun menurutnya, manusia kerap lupa sehingga kehidupan serasa berat untuk dijalani.
Kiai Luqman menuturkan, sabar dan syukur harus melekat pada diri seorang Muslim meskipun tidak jarang seseorang beranggapan bahwa sabar lebih berat ketimbang bersyukur.
“Anda selalu mengatakan sabar itu berat. Padahal syukur itu lebih berat. Dalam 1440 menit (sehari semalam), Anda bersyukur berapa kali?” ucap Kiai Luqman dikutip NU Online, Rabu (25/4) melalui akun twitter pribadinya @KHMLuqman.
Menurut penulis buku Jalan Hakikat ini, cobaan hidup yang mendera setiap manusia akan terasa berat dijalani jika tidak dilalui dengan rasa syukur. Namun, seberat apapun cobaan tersebut, akan terasa ringan ketika manusia tetap bersyukur.
“Seberat apapun cobaan, ketika Anda ucapkan syukur yang dalam, segalanya akan ringan,” terang Kiai Luqman.
Direktur Sufi Center Jakarta ini mengisahkan seorang Nabi yang bertanya kepada Allah SWT perihal bagaimana cara mensyukuri nikmat.
“Seorang Nabi bertanya kepada Allah SWT. Bagaimana aku bisa mensyukuri Nikmat-Mu. Sedangkan satu rambut yang tumbuh saja merupakan nikmat tiada tara?"
"Cukuplah engkau menyadari bahwa semua nikmat itu datang dari-Ku. Itu sudah merupakan syukurmu kepada-Ku," jawab Allah SWT kata Kiai Luqman. (Fathoni)