Dai Ramadhan Berdakwah di Wilayah Minoritas, Begini Persiapan Mereka
Senin, 3 Maret 2025 | 09:18 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Sebanyak 35 peserta dai internasional berdakwah ke negara tetangga di antaranya Timor Leste, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Australia, Belanda, Selandia Baru, dan Hong kong, serta daerah 3 T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di Indonesia.
Setiap wilayah penempatan merupakan negara dan daerah warganya minoritas Islam. Para peserta dai internasional mengatakan untuk menghadapi tantangan tersebut perlu observasi wilayah sehingga menjadi kunci keberhasilan dalam berdakwah.
Peserta asal Tanjung Malayu, Sumatera Utara, Muhammad Adzal Lubis akan berdakwah ke negara tetangga yaitu Australia. Menurutnya, tantangan berdakwah kepada PMI (Pekerja Migran Indosia) di negara tersebut secara umum sama dengan negara minoritas Islam lainnya.
“Tantangan di Australia itu secara umum sama dengan negara Muslim minoritas sama di negara lain seperti Jepang, Tiongkok, Taiwan, dan lain-lain,” ujar Adzal kepada NU Online pada Sabtu (1/3/2025).
Ia mencontohkan tantangan tersebut seperti silaturahim antarumat Islam dan warga setempat. "Seperti bagaimana contohnya meyakinkan kepada mereka (PMI) bahwasannya untuk mendirikan silaturahmi apalagi sesama Islam,” katanya.
Adzal juga mencontohkan permasalahan memiliki pemimpin di perusahaan yang melarang PMI sholat dan bekerja sebagai peternak hewan haram.
Ia juga menyampaikan bahwa dari permasalahan tersebut telah diobservasi melalui Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia.
“Misalnya dia (PMI) seorang karyawan yang bosnya tidak menginginkan dia (PMI) shalat Jumat atau shalat lima waktu dan tidak punya waktu yang lain kecuali tengah malam, itu bagaimana kita membagikan solusi agar mereka itu mudah dalam agama,” katanya.
“Misalkan dia (PMI) peternak babi atau anjing misalnya bagaimana dia (PMI) mau sholat sedangkan dia setiap saat melintasi dengan anjing, maka kita berikan solusi dari segala hal agar dia (PMI) mau untuk mengerjakan shalat,” lanjutnya.
Alumni University Al-Ahgaff Hadhramaut Yaman itu telah mempersiapkan materi yang nantinya akan disampaikan selama di Australia diantaranya akidah, fiqih, dan tasawuf.
“Materi yang pertama kita yakinkan kepada mereka bahwa Islam itu betul-betul agama yang benar sehingga akidah mereka kuat,” katanya.
“Kedua, fiqih nanti kita berikan kepada mereka dan diselipkan hikayat-hikayat tentang tasawuf, akhlak, sehingga mereka tidak mudah bosan dan mudah memahami apa yang kita sampaikan,” tambahnya.
Sementara, peserta asal Ngawi, Jawa Timur, Muhammad Mabrur akan berdakwah ke daerah 3 T di Indonesia. Ia mendapatkan daerah di Kabupaten Jembrana, Bali.
“Insyaallah akan dakwah di Bali, di Kabupaten Jembrana. Pasti wilayah yang dipilih wilayah yang 3 T meskipun di Bali pasti Bali yang 3 T,” ujar Mabrur.
Mabrur menyampaikan bahwa dirinya telah siap dengan materi yang akan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jembrana butuhkan selama berdakwah di Bali.
“Yang di Bali, saya ngikut sama PCNU Jembrana, saya siap dengan kebutuhan materi apa-apa saja dari warga lokal, saya ngikut warga lokal,” ucapnya.
Terpopuler
1
Berikut Lafal Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh
2
Sebab Perubahan Kriteria Imkanur Rukyah Jadi 3 Derajat Tinggi Hilal dan 6,4 Elongasi
3
Bacaan Doa Kamilin Lengkap dengan Latin dan Terjemah, Dibaca Setelah Shalat Tarawih
4
Aceh Jadi Penentu Awal Ramadhan, Hilal Berpotensi Terlihat di Sabang dan Lhoknga
5
Alasan LFNU Jakarta Laksanakan Rukyat Meski Hilal Belum Penuhi Kriteria Imkanur Rukyah
6
Alasan Adanya Kriteria Qath'iyur Rukyah dengan Batasan Minimal 9,9 Derajat Elongasi
Terkini
Lihat Semua