Jakarta, NU Online
Wakil Ketua LDNU KH Maman Imanul Haq menjelaskan bahwa dakwah harus dilaksanakan dengan cara yang santun dan baik, bukan dengan cara menjelek-jelekkan orang lain.
"Dakwah itu mengajak, bukan mengejek, dakwah itu merangkul bukan memukul," katanya dalam acara halal bihalal LDNU, di Jakarta, Kamis (18/8).
Dakwah dengan cara memaksakan kehendak itu banyak dilakukan oleh kelompok Islam garis keras. Bahkan jika perlu, mereka menggunakan cara-cara kekerasan, termasuk mengebom. Ia mengisahkan bahwa saat terjadi bom Thamrin beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi saat itu sedang berkunjung ke Pesantrennya Al Mizan Leuwimunding Majalengka. Kepada Jokowi ia mengatakan bahwa para teroris ilmunya dangkal sekali. Setelah mendapat penjelasan panjang tentang Islam Indonesia dan terorisme, Jokowi menyatakan kepadanya lebih baik melayani santri daripada melayani teroris.
Pada kesempatan halal bihalal itu, ia juga menyampaikan pesan dari Kiai Said Aqil Siroj tentang pentingnya menjaga sinergi dalam menangani terorisme. "Tak mungkin semuanya dilakukan sendiri," paparnya.
Hal penting lain yang dikatakan Kiai Said adalah pentingnya berjejaring, termasuk dalam penanganan bencana. "Jangan sampai niat baik rusak gara-gara tidak memiliki keahlian," imbuhnya.
Ia juga mengutip pesan dari Gus Dur yang selalu diingatnya sampai sekarang, yaitu Indonesia tidak akan hancur karena bencana karena Indonesia tempatnya bencana. Indonesia tidak akan hancur karena keragaman karena Indonesia beragam. Indonesia. "Indonesia hancur karena kebejatan moral kaum elit dan keputusasaan kaum alit," katanya mengutip Gus Dur.
Halal bihalal ini selain dihadiri para pengurus LDNU juga mengundang tokoh lintas agama. (Mukafi Niam)