Dobel Sunnah, Lusa Puasa Sunnah Kamis Sekaligus Ayyamul Bidh
NU Online · Selasa, 4 November 2025 | 09:00 WIB
Jakarta, NU Online
Bulan Jumadal Ula 1447 H dimulai pada Kamis (23/10/2025) berdasarkan pengumuman Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) pada Selasa (21/10/2025). Artinya, Selasa (4/11/2025) mulai masuk dalam ayyamul bidh.
Untuk diketahui, ayyamul bidh berarti hari-hari cerah, yaitu hari yang malamnya disinari bulan purnama. Hari-hari tersebut jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriah. Di bulan Jumadal Ula 1447 H, ayyamul bidh jatuh pada hari Selasa (4/11/2025) hingga Kamis (6/11/2025).
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas, puasa pada ayyamul bidh dihukumi sunnah muakkad, sebuah amalan yang sangat dianjurkan. “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (ayyamul bidh) baik di rumah maupun dalam bepergian’.” (HR an-Nasa’i dengan sanad hasan).
Puasa ini memiliki keutamaan (fadilah) seperti puasa sepanjang tahun bagi yang dapat melaksanakannya selama tiga hari. Sebuah hadits yang diriwayatkan Abudzar ra menjadi dalil atasnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan Sayyid Bakri Syatha dalam I'anatut Thalibin.
Disebutkannya, Nabi Muhammad saw. bersabda: ‘Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun. Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang mulai karena membenarkan hal tersebut: ‘Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya’ [QS al-An’am: 160]. Satu hari sama dengan 10 hari’.” (HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Ia berkata: “Hadits ini hasan.” Ibnu Majah juga menilainya sebagai hadits shahih dari jalur riwayat Abu Hurairah ra).
Tidak hanya itu, puasa lusa juga dilakukan di hari Kamis yang juga merupakan salah satu sunnah yang kuat. Hal ini berdasarkan hadits Nabi yang menegaskan puasa di hari tersebut karena hari saat ia dilahirkan dan dan wahyu diturunkan.
"Nabi ditanya soal puasa pada hari Senin, beliau menjawab, ‘Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku” tulis Ustadz Muhammad Abror mengutip hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam artikelnya berjudul Tata Cara Puasa Senin Kamis: Niat, Waktu, dan Keutamaannya.
Nabi Muhammad saw juga berpuasa di hari Kamis mengingat hari itu merupakan waktu amal manusia disetorkan. Tentu menjadi hal yang istimewa, amal disetorkan saat dalam kondisi berpuasa. Tak pelak, di usianya yang sudah senja, Usamah senantiasa menjaga puasa di hari tersebut karena mendengar Rasulullah saw pernah bersabda, ingin amalnya disetorkan dalam keadaan berpuasa. Terlebih Kamis juga merupakan hari dibukanya pintu surga berdasarkan hadits berikut.
“Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan." lanjut Ustadz Abror mengutip hadits riwayat Imam Muslim.
Satu puasa banyak niat
Mengutip Imam Bujairami, Ustadz Hanif Rahman menjelaskan bahwa penggabungan dua niat puasa sunnah sekaligus atau hanya satu niat saja adalah sah. Bahkan, karena ada dua sebab itu, puasa di hari tersebut menambah bobot nilai anjurannya.
Baca Juga
Delapan Hal yang Membatalkan Puasa
"Terkadang ditemukan puasa memiliki dua sebab, seperti hari Arafah atau Asyura yang jatuh pada hari Senin atau Kamis, atau kedua hari tersebut jatuh dalam enam Syawal. Dalam kondisi seperti ini, puasa tersebut menjadi lebih ditekankan karena mengandung dua sebab, dengan memperhatikan keutamaan masing-masing," tulis Ustadz Hanif mengutip Imam Bujairami dalam kitab Tuhfatul Habib 'ala Syarhil Khatib al-Bujairami 'ala Syarhil Minhaj dalam artikelnya berjudul Bolehkah Menggabungkan iat Puasa Sunnah Rajab dan Puasa Senin Kamis.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
Terkini
Lihat Semua