Nasional KIRAB SATU NEGERI

Forum Umat Islam Sanggau Dukung Kirab Satu Negeri

Selasa, 2 Oktober 2018 | 14:30 WIB

Sanggau, NU Online
Forum Umat Islam (FUI) Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) menegaskan sangat mendukung terlaksananya Kirab Satu Negeri (KSN). Bahkan akan memberikan dukungan atas kegiatan tersebut.

“Kalau kegiatan ini baik, kenapa tidak kita dukung. Karena saya juga laskar bela negara dan kebetulan sebagai penasihat. Jadi kami siap memback-up,” kata Sekretaris FUI Sanggau, M Rizal Ismail, Selasa (2/10).  

Hal tersebut disampaikan M Rizal Ismail saat menggelar silaturahim dengan Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sanggau.

Dukungan tersebut disampaikan Rizal sehubungan dengan penolakan sejumlah Ormas terkait pelaksanaan KSN di wilayah Kalbar.

“Tidak semua Ormas yang menolak. Kami FUI di Sanggau mendukung penuh KSN ini,” kata Rizal. Pensiunan PNS di lingkungan Pemkab Sanggau itu menyampaikan, kesalahpahaman antara Ormas selama ini mestinya tidak boleh terjadi jika mau duduk satu meja.

“Tujuan kita ini sama, NKRI harga mati. Saya sangat berharap sesama anak bangsa harus saling mendukung, tidak boleh terpecah belah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Sanggau, Hamka Surkati menyambut baik dukungan yang diberikan FUI atas pelaksanaan KSN. 

Hamka menjelaskan bahwa KSN bertujuan sebagai ikhtiar anak muda NU untuk mengokohkan konsensus atau kesepakatan bangsa Indonesia dalam menentukan dasar negara, yaitu Pancasila.

"Kedua, tujuan Kirab Satu Negeri adalah neneguhkan fungsi agama sebagai sumber kasih sayang dan rahmah,” ungkapnya. Jangan sampai agama menjadi sumber kekerasan dan konflik. Agama justru harus menjadi sumber kedamaian dan perdamaian, lanjutnya.

Sedangkan yang ketiga, mengajak mayoritas masyarakat yang mencintai kedamian untuk berani bicara.

Dalam pandangannya, selama ini kalangan intoleran yang menggunakan agama sebagai sumber perpecahan dan konflik jumlahnya sedikit. Tapi mereka sangat aktif dan populer di media, terutama media sosial. “Oleh karena itu sebagai anak muda, kita harus berbuat sesuatu supaya tidak terpecah belah,” jelasnya.

Sedangkan tujuan berikutnya adalah belajar dari pengalaman Indonesia yang majemuk. Terdiri dari beragam suku, agama, bangsa, dan bahasa selama berabad-abad, tapi hidup berdampingan dengan damai. “Ini adalah hal yang positif untuk lebih dikenal di dunia internasional,” terangnya.

Bahkan dunia ingin belajar dari Indonesia bagainana keberhasilan meramu kemajemukan ini menjadi sebuah kekuatan. Tentu tidak sedikit kalangan luar yang iri dan mencoba mengobok-obok kekuatan bangsa ini. “Oleh karenanya kita harus waspada terhadap gerakan yang mencoba memecah belah kita sesama anak bangsa,” tandasnya.

Rencananya, selama di Sanggau, KSN akan digelar di beberapa titik. Di antaranya Tayan dan Entikong mulai Sabtu hingga Ahad, tepatnya 6 hingga 7 Oktober. (Indra/Ibnu Nawawi)