Generasi Kini adalah Penikmat Perjuangan, Bertanggung Jawab Mempertahankan
Sabtu, 17 Desember 2022 | 07:15 WIB
Generasi saat ini adalah penikmat hasil perjuangan para muassis dan ulama dalam mendirikan Indonesia, sehingga wajib mempertahankan dan menjaganya. (Foto: ilustrasi/freepik)
Muhammad Faizin
Penulis
OKU Timur, NU Online
Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU), H Amir Ma'ruf menegaskan sekaligus mengingatkan generasi saat ini untuk sadar diri bahwa kenikmatan yang dirasakan bisa hidup dan beribadah dengan tenang adalah buah dari perjuangan dari para pendahulu.
"Kita itu generasi penikmat. Penikmat hasil perjuangan para muassis berdirinya Indonesia dan ulama yang selalu mempertahankan Islam ala Ahlussunah wal Jamaah An Nahdliyah," katanya saat Pendidikan Instruktur Wilayah Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PIW PD-PKPNU) Sumatera III, Jumat (16/12/2022).
Karena itu, agar tidak menjadi generasi yang kufur nikmat, para generasi saat ini memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk memastikan, mempertahankan, menjaga, sekaligus mengembangkan segala kenikmatan kehidupan di Indonesia.
Generasi saat ini, lanjutnya, harus menjadi jembatan untuk generasi selanjutnya agar senantiasa terus 'kebagian' dua hal penting yakni NU dan Pancasila. Dua hal ini yang menurutnya adalah kenikmatan nyata yang harus terus diwariskan ke anak cucu.
Ia mengingatkan pula jangan sampai para generasi penikmat saat ini dan selanjutnya terseret oleh pesatnya perkembangan zaman sehingg bisa mengakibatkan hilangnya semua ini. Sebuah kehilangan yang berawal dari kikisnya paham Aswaja dan kecintaan terhadap Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45.
Terlebih melupakan sejarah perjuangan dengan hasil yang tinggal menikmati ini dengan 'menuhankan' teknologi. Mudah terpapar dengan informasi dan ilmu yang tidak benar di media, khususnya media sosial.
"Banyak yang salah guru belajar agama dari media sosial dan Google," ungkapnya pada kegiatan yang dilakukan di Pesantren Nurul Huda Sukaraja OKU Timur Sumatera Selatan.
Belajar melalui teknologi internet sah-sah saja. Namun, kata dia, yang terpenting harus jelas silsilah atau sanadnya. "Teknologi seperti Google map dan sejenisnya tidak ada petunjuk arah ke surga," selorohnya.
Baca Juga
Perjuangan NU Melawan PKI
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Gus Baha Jelaskan Alasan Mukjizat Nabi Muhammad Tak Seperti Nabi Sebelumnya
2
Harlah Ke-95, LP Ma’arif NU akan Wujudkan Visi Pendidikan Bereputasi Internasional
3
Kemenag Umumkan Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2024 Malam Ini, Berikut Cara Ceknya
4
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
5
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
6
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
Terkini
Lihat Semua