Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas berpendapat bahwa semangat wirausaha di tubuh Nahdliyin belum maksimal. Padahal NU berdiri berdasarkan tiga pilar, yakni Nahdlatul Wathan, Taswirul Afkar, dan Nahdlatut Tujjar.
"Semangat Nahdlatul Tujjar (kebangkitan wirausaha) kita masih kurang dari sisi ini (wirausaha)," ujarnya di tengah-tengah lokasi pameran Ansor Fair 2018 di Green Square Pramuka, Jakarta Pusat, Selasa (24/4).
Menurutnya, ekonomi dapat menjadi penentu bagi arah NU dalam melangkah. "Karena begitu ekonomi kita kuat, NU akan bisa menentukan ke mana pun memilih jalan," katanya.
Ia menegaskan bahwa berbicara Indonesia tidak bisa dilepaskan dari NU, termasuk dalam menentukan arah ekonominya. Oleh karena itu, ia berharap perekonomian Nahdliyin dapat meningkat dengan cara mengembangkan wirausahawan dari NU. "Karena asumsinya begini, kalau NU selesai, Indonesia selesai," jelas pria yang karib disapa Gus Yaqut itu.
Berbeda dengan Nahdlatut Tujjar. Menurutnya, untuk Nahdlatul Wathan dan Taswirul Afkar sudah berjalan dengan baik. "Kita enggak pernah ragu dengan komitmen kader-kader NU. Kalau sudah ngomong negara sudah pasti sudah paling depan," tegasnya.
Hal itu juga terjadi pada Taswirul Afkar atau Nahdlatul Fikri (kebangkitan pemikiran). Menurutnya, Beberapa dekade yang lalu, NU susah mencari nahdliyin yang berpendidikan tinggi. Namun sekarang, lanjutnya, NU sudah mempunyai banyak nahdliyin yang berpendidikan tinggi. "Sekarang nyari kalau kader NU doktor bertebaran di mana-mana. Nyari profesor mudah sekali," ujarnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)