Nasional

GKMNU Gelar Workshop di Tebuireng, Alissa Wahid: Kita Didik Santri untuk Lakukan Bimbingan Keluarga

Ahad, 29 Desember 2024 | 14:00 WIB

GKMNU Gelar Workshop di Tebuireng, Alissa Wahid: Kita Didik Santri untuk Lakukan Bimbingan Keluarga

Alissa Wahid saat sedang memaparkan materi tentang keluarga maslahat dalam workshop yang digelar GKMNU bekerja sama dengan Kemenag RI, di Pesantren Tebuireng, Jombang, pada Sabtu (28/12/2024).

Jombang, NU Online

Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama  (GKMNU) bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar Workshop Keluarga Maslahat di lantai 3 Gedung KH M Yusuf Hasyim Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu-Ahad (28-29/2024).


Wakil Ketua Satgas Nasional GKMNU Hj Alissa Qotrunnada Munawaroh (Alissa Wahid) mengatakan bahwa penting sekali untuk memahami Keluarga yang diperjuangkan NU.


“Tahun 2015 saya ketemu ada artikel KH Ali Yafie, yang menuliskan bahwa keluarga maslahat itu terdiri dari ayah yang shaleh, ibu yang shalehah, anak yang abrar, rezeki yang cukup, dan pergaulan yang baik,” katanya.


Karena itu, Alissa menyebut bahwa workshop keluarga maslahat ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran santri dalam membangun keluarga dan masyarakat.


Ia berharap, dengan pemahaman yang mendalam serta ketrampilan praktis yang diberikan, para peserta mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, khususnya di tingkat desa.


"Misi dari keluarga maslahah yaitu mewujudkan kemaslahatan keluarga Indonesia, Khususnya keluarga NU. Jadi kata kuncinya, kemaslahatan dengan gerakan khidmat yang solid, terintegrasi," jelas Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu. 


Dalam membawa misi keluarga maslahat yang dicanangkan NU itu, salah satu strategi Satgas Nasional GKMNU yaitu menggandeng para santri pesantren untuk membawa pesan hingga ke tengah masyarakat. Dipilihnya para santri, karena generasi muda yang memiliki waktu, tenaga, dan semangat.


Para santri tersebut diharapkan bisa aktif menghidupkan amaliyah NU, karena amaliyah NU terbukti menjadikan keluarga-keluarga Nahdliyin menjadi manusia yang moderat dan bisa bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat.


"GMKNU mau mendidik para santri yang akan dipersiapkan untuk latihan mendekat kepada umat, sebelumnya dikuatkan pemahamannya tentang keluarga maslahat Nahdliyah itu seperti apa, supaya kita sama-sama mewujudkan begitu, yang nanti diajak untuk melakukan bimbingan keluarga," imbuhnya


Alissa mengatakan, para santri yang sudah dibekali konsep keluarga maslahat NU, diharapkan bisa memberikan bimbingan keluarga.


Bimbingan keluarga ini, katanya, menjadi kaderisasi dai dan daiyah di lingkungan NU, bukan hanya ulama yang pintar mengaji saja, tetapi juga ulama yang turun ke tengah masyarakat.


"Salah satu programnya adalah bimbingan keluarga, yang mana bimbingan keluarga ini semacam penyuluhan. Kami menerima arahan dari ketum PBNU," tegas putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.


Menurut Alissa, kunci kesuksesan program keluarga maslahat NU yaitu sikap yang mau melayani umat dan haus ilmu pengetahuan. Dengan memiliki wawasan luas, kader NU bisa memberikan dampak kepada masyarakat menuju Islam rahmatan lil alamin.


"Semoga dalam kesempatan kita untuk belajar bersama ini diakhiri dengan keyakinan kita semua untuk siap mengurus umat, khadimul ummah. Bukan yang mikir aku dapat apa, tetapi yang mikir apa yang dapat kita lakukan supaya rakyat itu lebih sejahtera," bebernya.


Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) menekankan pentingnya kader NU memiliki pemahaman bahwa NU didirikan untuk mendampingi dan melayani umat.


Dalam pandangannya, program workshop yang digagas oleh GKMNU mengenai pelatihan keluarga maslahat ini akan memiliki dampak besar jika semuanya bisa dijalankan dengan baik.


Dengan begitu, NU bisa menjangkau organisasi terpenting di bawah yaitu keluarga. Lalu, program ini juga membangun sinergi sehingga NU akan tersambung dari atas hingga paling bawah, bukan hanya dari segi ekonomi melainkan dari struktur.


“Ini program baru yang disampaikan di Jawa Timur, nantinya kami akan melibatkan pondok-pondok pesantren lain. Karena NU didirikan untuk membersamai umat, ini sangat penting," ungkapnya.


Pengasuh Pesantren Tebuireng ini berharap, GMKNU juga bisa merajut persatuan dan kesatuan anak bangsa. Selain itu, GKMNU bisa membuat yang terpecah menjadi satu. Karena memang sudah tugas NU sejak dulu, yaitu agar masyarakat Indonesia bisa harmonis berdasarkan sifat dan tradisi pondok pesantren.


"Mudah-mudahan kita diberkahi oleh rahmat Allah. Pesantren sudah melayani umat sejak sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang, maka harus tetap menjaga keutuhan apa yang sudah kita jalani sejak zaman dahulu," tutupnya.