Gus Baha: Rasulullah Tegur Shalat Lama, Tak Pernah Tegur Shalat Pendek
Senin, 8 Agustus 2022 | 17:30 WIB
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nur Salim. (Foto: NU Online/Suwitno)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nur Salim mengaku pernah menceritakan suatu hadits Nabi kepada seorang kiai yang shalatnya begitu khusyuk dan lama. Ia menyampaikan, bahwa Rasulullah saw tidak pernah menegur orang yang shalatnya pendek, tetapi justru menegur kepada sahabat yang shalat lama.
“Nabi tuh tidak pernah menegur orang yang shalat cepat. Yang ada tuh sanad menegur shalat lama,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Baha itu saat Dauroh Ilmiyah Merawat Tradisi Sanad Keilmuan Ulama Nusantara di Yayasan Al-Fachriyah, Tangerang, Banten, pada Senin (8/8/2022).
Baca Juga
Shalat Tahajjud Sekaligus Shalat Hajat
Diceritakan demikian, kata Gus Baha, sontak kiai tersebut tertawa. Gus Baha mengungkapkan bahwa meskipun tampaknya hal tersebut merupakan laku yang kurang baik, tetapi ia tetap memiliki sanadnya.
“Saya punya sanad. Ada gak sanad Nabi menegur shalat pendek, yang ada menegur shalat panjang,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Lembaga Pendidikan Pengembang Ilmu Al-Qur’an (LP3IA) Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah itu.
Lebih lanjut, Gus Baha menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw menyebut sahabat yang mengimami shalat dengan cukup lama itu sebagai munaffir (meresahkan hati). “Shalat yang terlalu lama itu munaffir. Kamu bikin orang tidak nyaman,” katanya.
Meskipun demikian, Gus Baha menekankan bahwa segala hal tersebut harus memiliki sanadnya.
Sanad
Baca Juga
Tata Cara Menjamak Shalat
Soal sanad itu, kata Gus Baha, memang terkadang lewat melalui orang yang tidak cocok. Dulu, jelasnya, ada sahabat bertanya mengenai boleh tidak mencium istri pada saat Ramadhan. “Apakah puasanya sah? (mencium istri saat Ramadhan) Kebetulan yang ditanya Maimunah. Kalau kita ndak ngalamin. Coba tanya Aisyah yang potensi mengalami,” terang Gus Baha.
“Aisyah, gimana hukumnya lelaki mencium istrinya pada saat Ramadhan?”
“Dijawab Aisyah, qabbalani Rasulullah wa huwa shaim (Rasulullah menciumku dan beliau dalam keadaan berpuasa). Yang lainnya gak bisa jawab wong nggak ngalamin,” jelas Gus Baha.
Sehebat apapun istri Rasulullah, tidak tahu mengenai perang Rasulullah. Pun Sayyidina Abu Bakar tidak mengetahui keseharian Rasulullah. Sementara ada seorang pelayan yang sehari-hari membantu Rasulullah sangat mengetahui keseharian Rasulullah. “Anas 10 tahun tidak pernah ditanya (oleh Rasulullah) apa yang kamu kerjakan,” katanya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua