Nasional

IKA-PMII Mojokerto Terbitkan Buku Tabarruk

Senin, 21 Mei 2012 | 15:01 WIB

Mojokerto, NU Online
Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) Cabang Mojokerto, menerbitkan dan mendistribusikan buku berjudul “Tabarruk, Tahlilan, Tawassul dan Manaqib” ke seluruh ranting dan MWC NU se-Mojokerto.<>

Buku itu diluncurkan secara resmi ke publik di Kantor PCNU Kabupaten Mojokerto, Ahad (20/5). Hadir dalam acara itu, Wakil Sekjen PBNU H Abdul Mun’im DZ.

Penerbitan dan pendistribusian buku tersebut, guna mengantisipasi ajaran dan paham Salafi-Wahhabi yang mulai masuk ke masjid dan musalla berbasis tradisi NU. Buku yang mengupas dalil-dalil keagamaan pendukung tradisi warga NU tersebut, dibagikan secara gratis.

Secara kelembagaan, IKA-PMII bekerja sama dengan BIMA Foundation, salah satu lembaga sosial milik warga NU di Mojokerto. “Kerja sama dalam hal penerbitan, pendistribusian, sekaligus pelaksanaan seminar,” kata Muhammad Kanzul Irvan, pengurus IKA-PMII.
 
Buku bertitel “not for sale” tersebut dikemas cukup menarik. Selain kertas dan tampilan sampul, isi buku cukup representatif. Buku setebal 153 halaman itu, berisi dalil-dalil sosiologis dan dalil dari kitab-kitab kuning, yang mengupas keabsahan tradisi warga NU, seperti ziarah kubur, maulid Nabi Muhammad, talqin, dan seterusnya.

Buku ini disusun Saiful Amin Sholihin Al-Ishaqy beserta sejumlah penulis lain yang dibentuk IKA-PMII. “Kami berharap jariyah buku ini bisa bermanfaat bagi warga NU, sehingga tidak tergoda untuk berpindah ke golongan berpaham Salafi-Wahhabi,” Saiful Amin. 

Penulis dan pengasuh PP “Mambaul Hikmah” Mojokerto kelahiran Gresik itu, mengaku sangat risau dengan para aktivis Salafi-Wahhabi yang mulai berani secara terbuka memperolok amaliyah tradisi NU. “Ini harus dilawan dengan buku, dengan ilmu. Kita tidak boleh diam saja,” kata Amin menambahkan.

Terkait dengan penerbitan buku tersebut, Abdul Mun’im sangat menyambut baik. “Kami berterima kasih warga NU berinisiatif sendiri, dengan cara-cara yang baik dan menghindari kekerasan,” kata Abdul Mun’im.

 


Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : Saiful Amin Sholihin