Nasional

Ikhtiar PP IPNU Cegah Radikalisme dan Kenakalan Remaja

Senin, 20 Mei 2019 | 02:30 WIB

Jakarta, NU Online
Gerakan radikalisme belum menemukan jalan menurun. Berbagai aksi dan persebaran ideologinya masih terus berlangsung dalam beberapa kurun. Bahkan benihnya sudah ditanam di benak siswa usia belasan tahun.

"Persoalan yang muncul, mengapa bibit-bibit radikalisme bisa masuk pada kalangan pelajar?
Dan bagaimana strategi agar mampu mencegah pemahaman radikalisme memengaruhi cara berpikir pelajar saat ini?" Kata Imaduddin Abdillah, Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), kepada NU Online pada Ahad (19/5).

Hal ini, menurutnya, menjadi PR besar dan fokus pembahasan bagi masyarakat, terutama bagi organisasi kepelajaran seperti IPNU.

Selain masalah radikalisme, IPNU juga, lanjut Imad, menyoroti kenakalan remaja khususnya pelajar. Kenakalan ini salah satunya dipicu oleh minuman keras atau minuman beralkohol.

Mengutip, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, Wakil Ketua Umum PP IPNU itu mengungkapkan umur mulai minum alkohol terutama pada usia 15-19 tahun pada pria sebesar 70 persen dan wanita 58 persen. Sementara pada usia 20-24 tahun, pria yang mengonsumsi alkohol sebanyak 18 persen dan wanita 8 persen.

"Pendapat dari kebanyakan remaja yang mengkonsumsi miras, mengapa dia suka mengkonsumsi minuman keras alasannya karena saat itu dia galau atau ada masalah sehingga langsung minum-minuman keras agar hilang sedikit masalah dalam hidupnya, walaupun hanya sementara tapi bisa menenangkan pikirannya," jelasnya.

Ia menyebut bahwa minuman keras atau minuman beralkohol kini bukanlah hal yang tabu lagi di kalangan masyarakat terutama pada kalangan pelajar. Bahkan, lanjutnya, peredarannya pun sudah tak terkendali.

Karenanya, dua topik tersebut akan dibahas dalam diskusi publik yang digelar oleh PP IPNU dengan tema Pendidikan Deradikalisasi dan Pencegahan Kenakalan di Kalangan Pelajar dan Remaja pada Senin (20/5) sore nanti selepas Ashar di Gedung Joang, Cikini, Jakarta Pusat.

Imad yang juga ketua pelaksana kegiatan ini menyampaikan, kegiatan diskusi itu akan diisi oleh Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Helmy Faishal Zaini, Deputi Pengembangan Pemuda H Asrorun Niam Sholeh, Ketua Mahkamah Konstitusi 2003-2008 Jimly Ash-Shiddiqie, dan Pegiat Sosial Beny Dorman. (Syakir NF/Muhammad Faizin)