Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Umat Islam saat ini telah memasuki bulan keempat dalam kalender Hijriah, yakni Rabiul Akhir. Sebagian lain menyebutnya Rabiuts Tsani. Nama ini diberikan oleh Kilab bin Murrah, kakek buyut kelima Rasulullah saw. Hal ini sebagaimana dikutip dari artikel NU Online berjudul Rabiul Akhir, Asal-Usul Penamaan dan Peristiwa Penting di Dalamnya.
Dalam artikel tersebut, M Tatam Wijaya menulis bahwa sebelum berganti menjadi Rabiul Akhir atau Rabiuts Tsani, bulan ini bernama Wubshan atau Wabshan, sedangkan bulan Rabiul Awwal memiliki nama Khawwan atau Khuwwan. Hal ini didasarkan pada catatan Abu Bakar Muhammad dalam kitab Jamhartul Lughah (1987).
Adapun perubahan nama menjadi Rabiul Akhir ini berkaitan erat dengan peristiwa alam, yaitu musim keempat (rabi') di Jazirah Arab. Maksud dari musim rabi' adalah musim semi. Di musim itulah, tumbuh-tumbuhan kembali menghijau dan subur, serta berbuah lebat.
Musim semi atau rabi' ini biasanya terjadi selama dua bulan. Karenanya, istilah Rabi' pun disematkan pada dua bulan musim tersebut berlangsung sehingga muncul nama bulan yang dikenal sebagai Rabiul Awwal dan Rabiul Akhir.
Tatam juga mencatat, mengutip Abu al-Ghauts dalam Lisanul Arab, bahwa kata rabi‘ tidak saja disandang sebagai nama dari dua bulan Hijriah, yakni bulan ketiga dan keempat saja. Lebih dari itu, kata rabi' juga menjadi nama musim di antara enam musim yang ada, yaitu ar-rabi al-awwal (musim semi pertama), shaif (musim panas), qaizh (puncak musim panas), al-rabi‘ al-tsani (musim semi kedua), kharif (musim gugur), dan syitha (musim dingin).
Di samping itu, Tatam juga menjelaskan bahwa masyarakat Arab menyebut bulan tersebut dengan awalan syahr yang memiliki arti bulan (dalam kalender).
Adapun pengucapan bulan ketiga dan keempat ini bisa dengan dua cara, sebagaimana Tatam mengutip dari Ahman ibn Muhammad dalam kitab al-Misbahul Munir. Pertama, penyebutannya dengan model sifat mausuf (na'at-man'ut), yakni syahru rabi‘in al-akhir atau al-awwal. Kedua, penyebutannya dengan cara mengidhafahkan, yakni syahru rabi‘il akhir atau syahru rabi'il awwal.
Sebagai informasi, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengikhbarkan bahwa awal bulan Rabiul Akhir 1445 H jatuh pada Senin (16/10/2023) esok.
"Awal bulan Rabiul Akhir 1445 H bertepatan dengan Senin Pon 16 Oktober 2023 M (mulai malam Senin) atas dasar rukyah," sebagaimana tertulis dalam Pengumuman Nomor: 051/LF–PBNU/X/2023 yang dikeluarkan pada Ahad (15/10/2023).
Keputusan didasarkan pada hasil rukyatul hilal, bahwa ada sejumlah lokasi yang melaporkan melihat hilal 1 Rabiul Akhir 1445 H pada Ahad, 29 Rabiul Awal 1445 H bertepatan 15 Oktober 2023 M.
"Telah dilaporkan penyelenggaraan rukyatul hilal pada Selasa Kliwon 29 Dzulhijjah 1444 H/18 Juli 2023 M. Laporan tiap lokasi rukyat yang menyelenggarakan rukyatul hilal pada saat ini terlampir. Terdapat beberapa lokasi yang melihat hilal," tulis pengumuman itu.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua