Nasional

Ini Pesan-pesan KH Sholeh Qosim Sebelum Wafat

Sabtu, 12 Mei 2018 | 20:00 WIB

Ini Pesan-pesan KH Sholeh Qosim Sebelum Wafat

KH Sholeh Qosim pada sebuah acara

Jakarta, NU Online 
Ada beberapa pesan yang pernah disampaikan KH Sholeh Qosim yang wafat pada Kamis (10/5) lalu kepada orang terdekat dan santrinya, di antaranya adalah harus berkhidmah di NU, baik di NU-nya sendiri maupun di badan otonom (banom) atau lembaganya. 

Menurut salah seorang cucunya, Ahmad Miftahul Haq, hal itu tak mengherankan karena Kiai Sholeh berguru kepada kiai-kiai NU, aktif dan mencintainya. Bahkan sampai akhir hayatnya pun, ia masih menghadiri kegiatan salah satu banom NU, Jam'iyah ahlith Thariqah Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) Jawa Timur. 

"Tetap NU dan selalu berkhidmah di NU melalui jalur mana saja, meskipun tidak jadi pengurus," ungkap cucu kiai yang wafat pada usia 88 tahun itu, ketika dihubungi NU Online, Jumat (11/5).

Menurut Miftah, Kiai Sholeh berpandangan, ketika seseorang aktif dan menghidupkan NU berarti pada saat yang sama mencakup membela negara. Bagi Kiai Sholeh, karena negara Indonesia itu sudah seperti bentukan ketika Rasulullah di Madinah dengan Piagam Madinah-nya.

Pandangan semacam itu dibuktikan saat mudanya, yaitu turut bertempur menemani ayahnya saat peristiwa 10 November di Surabaya. Kiai Sholeh menjadi anggota Laskar Sabilillah pimpinan tokoh NU, KH Masykur asal Malang. 

Miftah melanjutkan, pesan lain dari Kiai Sholeh, adalah pesan dari mertuanya, Kiai Hamzah. Pesan tersebut adalah atek ngelakoni opoopo kudhu temen lan ati-ati (kalau melakukan sesuatu harus serius dan tetap berhati-hati).

Juga pesan yang sering disampaikannya adalah gawe en ilmumu atek ngelakoni opo-opo (pergunakan ilmumu ketika bertindak. Jangan pernah melangkah dan mengambil keputusan tanpa keilmuan. Kalau tidak paham, tanya tanya kepada yang ahli). 

KH Sholeh Qosim wafat di kediamannya, daerah Ngelom, Sidoarjo ketika Shalat Maghrib. Saat sujud dia dipanggil Yang Maha Kuasa. (Abdullah Alawi)