Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang bekerja sama dengan Keraton Kasepuahn Cirebon akan menyelenggarakan sejumlah kegiatan untuk memperingati Hari Santri 2018. Berbagai kegiatan yang bertajuk Festival Tajug ini dilaksanakan pada Sabtu-Senin (20-22/10) di lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat.
Menurut Sekretaris Panitia Pelaksana H Muiz Ali Murtadho, festival ini akan dibuka pada Sabtu (20/10) oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.
“Pembukaan insyaallah akan dibuka oleh wakil gubernur Jawa Barat,” kata Muiz di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (16/10).
Fastival tajug ini berisi tiga kegiatan, yakni lomba-lomba, halaqah, dan expo. Berbagai lomba yang akan diselenggarakan antara lain, lomba tahfidz Al-Qur’an juz 30 untuk usia Sekolah Dasar (SD/sederajat) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP/sederajat), puji-pujian, dan adzan pitu (adzan dilakukan oleh tujuh orang secara bersamaan).
“Itu adalah bentuk-bentuk kegiatan yang selama ini diamalkan masyarakat di mushalla-mushalla dan surau,” kata Muiz.
Sementara untuk acara halaqah, pihaknya ingin menggali fungsi-fungsi masjid kesultanan dari dulu hingga sekarang. Oleh karena itu, sambungnya, halaqah akan membahas tentang masjid kesultanan dan penguatan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin.
Adapun acara expo akan menampilkan berbagai produk perbankan dan produk yang dihasilkan masyarakat umum. Menurut Muiz, digelarnya expo ini sebagai bagian dari upaya melakukan pemberdayaan ekonomi warga.
Dikatakan Muiz, sejumlah kegiatan tersebut sangat disayangkan kalau masyaarakat tidak sampai menghadirinya. Sebab, festival tersebut penting untuk mencari jati diri Islam di Indonesia sehingga hidup dan berkembang sampai hari ini.
“Kami mengajak masyarakat untuk berkunjung berkunjung dan mengambil pelajaran yang berharga dari apa yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati,” ajaknya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)