Nasional

Kaleidoskop 2024: Krisis Air Bersih Landa Sejumlah Daerah, Relawan NU Gerak Cepat Bantu Warga

Senin, 30 Desember 2024 | 19:00 WIB

Kaleidoskop 2024: Krisis Air Bersih Landa Sejumlah Daerah, Relawan NU Gerak Cepat Bantu Warga

Penyaluran bntuan air bersih oleh NU Peduli Kabupaten Pasuruan di Kecamatan Lumbang, Oktober 2024. (Foto: dok. NU Online Jatim)

Jakarta, NU Online

Meski tidak separah tahun 2023, kemarau yang menyebabkan kekeringan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pada 2024. Warga di daerah-daerah terdampak kekeringan pun kesulitan mengakses air bersih selama beberapa waktu.


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kekeringan meteorologis berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia pada musim kemarau tahun 2024. Kekeringan meteorologis adalah kekeringan yang disebabkan karena tingkat curah hujan suatu daerah di bawah normal. 


Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, BMKG memprediksi sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada musim kemarau 2024.


Pada periode bulan Mei 2024, lanjut Dwikorita, mayoritas wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang. Tak hanya itu, hasil analisis curah hujan dan sifat hujan yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa kondisi kering mulai memasuki wilayah Indonesia, khususnya di bagian Selatan Khatulistiwa. 


"Sebagian wilayah Indonesia sebanyak 19% dari Zona Musim sudah masuk Musim Kemarau dan diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam 3 dasarian (30 hari) ke depan. Kondisi kekeringan ini saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September," paparnya pada awal Mei 2024. 


Dwikorita juga menekankan agar daerah berpotensi yang mengalami kekeringan meteorologis yang ditandai dengan potensi curah hujan bulanan sangat rendah atau masuk kategori kurang dari 50 mm per bulan, perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mitigasi dan antisipasi dampak kekeringan. 


Adapun daftar daerah berpotensi alami kekeringan meteorologis pada musim kemarau 2024 meliputi sebagian besar Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Pulau Sulawesi, serta sebagian Maluku dan Papua.


Kekeringan di Maros Sulsel

Di Sulawesi Selatan kekeringan terjadi di antaranya di sembilan kecamatan di Kabupaten Maros. Maros bahkan sampai mendapatkan status tanggap darurat bencana kekeringan dan menghadapi krisis air bersih.


Pada awalnya hanya terdapat empat kecamatan yang terdampak krisis air bersih sejak Juni 2024. Namun, wilayah ini meluas ke lima kecamatan lainnya yakni Kecamatan Bontoa, Lau, Maros Baru, Marusu, Mandai, Tanralili, Simbang, Turikale dan Bantimurung dengan jumlah warga terdampak sebanyak 45 ribu jiwa.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros, Towadeng mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Maros menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan selama sebulan berdasarkan Surat Ketetapan (SK) sejak 4 Oktober 2024.


Plt Bupati Kabupaten Maros, Suhartina Bohari menjelaskan krisis air bersih yang dihadapi sembilan kecamatan ini paling terasa di empat area yakni Kecamatan Bontoa, Lau, Maros Baru dan Marusu. Wilayah-wilayah tersebut notabene merupakan wilayah pesisir karena sumber mata air bersih sulit didapatkan apalagi di musim kemarau panjang.


Bantuan NU Peduli di Jawa Timur

Kemarau panjang yang melanda Indonesia tahun ini membawa dampak serius bagi masyarakat. Kekeringan yang terjadi menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan air bersih, mengancam kehidupan sehari-hari dan kesehatan warga. 


Sebagai bentuk kepedulian, Tim NU Peduli memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat yang terdampak di berbagai daerah. NU Peduli tidak tinggal diam dalam mengatasi kekeringan yang melanda daerah-daerah tersebut. Program distribusi air bersih rutin dilaksanakan oleh LPBINU dan LAZISNU untuk membantu warga yang terdampak.


Di Jawa Timur, kekeringan parah terjadi di empat kecamatan di Kabupaten Pasuruan, meliputi Kecamatan Lumbang, Winongan, Kejayan, dan Pasrepan. Di wilayah tersebut, sumur-sumur warga mulai mengering, dan beberapa desa mengalami krisis air bersih. 


NU Peduli Pasuruan mendistribusikan sebanyak puluhan ribu liter air bersih untuk tiga dusun di Kecamatan Lumbang, yang terdampak parah oleh kekeringan. Di Pasuruan, bantuan air bersih diberikan secara berkala setiap minggu oleh NU Peduli Pasuruan. 


M. Nawawi, Koordinator NU Peduli Pasuruan, mengatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya untuk meringankan beban masyarakat, dengan memastikan air bersih tetap bisa sampai kepada mereka.


Sementara Ketua LPBINU Pasuruan, Aris Felani, menyatakan bahwa NU Peduli Pasuruan terus mengirimkan air bersih secara rutin untuk membantu masyarakat yang kesulitan air.


"Kami ingin terus membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam menghadapi bencana kekeringan ini," ujarnya.


NU Care-LAZISNU Sidoarjo, juga turut menunjukkan kepedulian dengan mengirimkan air bersih warga Pasuruan.


Di Madura, kekeringan juga melanda beberapa wilayah, khususnya Kabupaten Pamekasan dan Sumenep. NU Care-LAZISNU Jatim menyalurkan bantuan air bersih dalam bentuk 20 tangki air secara bertahap, untuk meringankan beban warga yang kesulitan mendapatkan air. 


Desa Soro, Desa Pegagan di Kecamatan Pademawu, Pamekasan, menjadi salah satu wilayah yang menerima bantuan tersebut.


LAZISNU Jatim berkomitmen untuk memberikan bantuan air bersih secara rutin setiap kali musim kemarau melanda. 


“Bantuan ini merupakan wujud nyata kehadiran NU di tengah masyarakat, khususnya dalam menghadapi bencana kekeringan,” kata Ketua LAZISNU Jatim, A Afif Amrullah.


Kekeringan dan Penanganan NU Peduli di Jawa Tengah

Sementara itu, di Jawa Tengah, kekeringan juga terjadi di beberapa kabupaten, dengan Kabupaten Cilacap dan Klaten yang paling parah terdampak.


Wilayah-wilayah seperti Desa Sawangan, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap memang menjadi langganan kekurangan air setiap tahunnya. LAZISNU Cilacap memberikan bantuan dengan menyalurkan 3 tangki air bersih untuk warga yang terdampak krisis air.


“Semoga bantuan ini dapat membantu meringankan beban warga yang kesulitan mendapatkan air bersih,” ujar Ahmad Fauzi, Kepala Cabang NU Care LAZISNU Cilacap.