Nasional

Kalimat Tauhid Dimuliakan Melalui Zikir bukan Bendera

Jumat, 9 November 2018 | 12:35 WIB

Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama H Helmy Faishal Zaini menyatakan bahwa ada banyak cara yang bisa digunakan untuk memuliakan kalimat tauhid. Antara lain dengan taqorrub kepada Allah SWT melalui zikir, tahlil dan ibadah lain. 

Ia mengatakan, dengan zikrullah (zikir pada Allah) akan terpancar kebijaksanaan untuk kemudian mau berbagi dan membantu antar sesama. “Kalimat Tauhid menjadi kewajiban kita untuk memuliaknnya, tentu dengan cara-cara yang mulia,” kata Helmy Faizal Zaini usai mengikuti Silaturrahim Kebangsaan bersama Menkopolhukam, Menteri Agama dan sejumlah ormas Islam di Kemenenterian Polhukam, Jumat (9/11). 

“Saya hanya khawatir, kalau kita tulis di sembarang tempat, seperti bendera terinjak-injak atau memasuki WC dengan kaos bertuliskan kalimat tauhid, bukankah ini sangat jauh dari niat kita untuk memuliakan kalimat tauhid. Umat Islam di Indonesia hampir setiap hari melakukan aksi bela tauhid dengan tahlilan, aksi bela Nabi dengan maulidan, dan banyak cara yang lebih bisa menjaga kehati-hatian,” imbuhnya.

Kalimat tauhid merupakan kalimat sakti yang dapat digunakan untuk mempersatukan semua kelompok, bukan sebaliknya digunakan untuk mencerai-beraikan persatuan. “Pengalaman di banyak negara Timur Tengah, termasuk Iraq dan Syiria, banyak negara berperang, hancur luluh lantak justru oleh politisasi Kalimat Tauhid melalui bendera, seperti ISIS dan Hizbut Tahrir,” ujarnya.

Ia menyontohkan bagaimana Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melarang berkibarnya bendera hitam, meskipun bertuliskan kalimat tauhid. “Karena masalah ini sudah masuk ke dalam wilayah politik, di mana ada sekelompok yang memperalat bendera kalimat tauhid dalam menjalankan gerakannya”, lanjutnya.

Sebagai sebuah bangsa yang bineka, akan sangan disayangkan jika rajutan persaudaraan dirusak oleh framing pihak-pihak yang mencoba memancing di air keruh. “Kami dan kita semua bersaudara. Mari kita saling tolong-menolong dalam kebaikan. Bukan sebaliknya tolong menolong dalam keburukan,” ujar Helmy.

Ia juga menginggung kasus pembakaran bendera HTI di Garut. “Kita serahkan ini sebagai ranah hukum. PP GP Ansor telah memberikan sanksi kepada oknum yang membakar, karena melampaui prosedur yang seharusnya cukup bendera tersebut diserahkan kepada aparat keamanan. Bahkan keluarga besar NU juga menyayangkan peristiwa ini, marilah kita menatap Indonesia yang lebih baik ke depan,” pungkasnya. (Red: Ahmad Rozali)