Kerap Berseteru, Pagar Nusa Diharap Jadi Pendamai Antarperguruan Silat
Selasa, 24 Oktober 2023 | 13:30 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Umum Pagar Nusa Muhammad Nabil Haroen dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menuju lokasi Pengukuhan PP Pagar Nusa di Lapangan Marinir Bumimoro Surabaya pada Ahad lalu. (Foto: NUPro/Dikin Alwi)
Aru Lego Triono
Penulis
Surabaya, NU Online
Presiden Joko Widodo menghadiri acara Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat (PP) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa di Stadion Akademi Angkatan Laut Jala Krida Mandala, Bumi Moro, Surabaya, pada Ahad lalu.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan pesan kepada para pengurus PP Pagar Nusa masa khidmah 2023-2028 yang baru dikukuhkan itu. Ia menitipkan pesan agar Pagar Nusa selalu mampu berpesan sebagai pendamai antarperguruan silat yang kerap saling berseteru.
"Saya titip, kita semuanya harus menjaga jangan sampai yang sering kita baca, yang sering kita dengar, antarperguruan pencak silat berantem, berkelahi. Tapi saya yakin Pagar Nusa tidak ada yang seperti itu, justru menjaga, justru mendamaikan," tutur Presiden Jokowi.
Jokowi juga mengajak para pendekar Pagar Nusa untuk terus mengasah sekaligus meningkatkan rasa cinta dan bangga kepada bangsa Indonesia. Caranya dengan menjaga kedaulatan bangsa, melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya Nusantara.
Ia mengingatkan pula bahwa persatuan nasional harus terus dijaga. Sebab dengan persatuan itulah, bangsa Indonesia bisa semakin kuat dan tangguh. Terlebih saat ini, dunia tengah mengalami banyak tantangan perubahan.
"Kita semua adalah satu saudara. Kita semua Ini sedulur, semua adalah saudara sebangsa dan setanah air sehingga persatuan yang kuat harus terus kita jaga, agar kita semakin kuat dan tangguh melewati berbagai rintangan dan tantangan-tantangan perubahan dunia yang sekarang ini sangat cepat," ucap Jokowi.
Bertepatan dengan Hari Santri
Tak lupa, Jokowi juga menyampaikan ucapan selamat atas penyelenggaraan Ijazah Kubro dan Pengukuhan PP Pagar Nusa 2023-2028. Acara yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Santri ini dimaknai oleh Jokowi sebagai upaya mewariskan semangat santri kepada keluarga keluarga besar Pagar Nusa.
Sebab pada 22 Oktober 1945 telah terjadi penggalan sejarah yang penting, yakni saat Rais Akbar PBNU KH Hasyim Asy'ari menyampaikan seruan jihad untuk mempertahankan kemerdekaan.
"Beliau menyampaikan melawan penjajah itu adalah fardhu ‘ain dan meninggal, gugur, tewas, saat berperang melawan musuh itu hukumnya adalah mati syahid. Fatwa ini luar biasa dan kemudian kita peringati sebagai Hari Santri," ucap Jokowi.
Menurut Jokowi, Hari Santri memiliki tujuan sangat mulia. Di antaranya untuk mengingat, mengenang, dan meneladani perjuangan kaum santri dalam menegakkan kemerdekaan Indonesia.
"Oleh karena itu, saya mengharap kepengurusan Pagar Nusa yang baru harus mengembangkan program-program yang membentengi, menjaga Nusantara dari berbagai ancaman yang dapat merusak karakter bangsa kita, jati diri bangsa kita," pungkas Jokowi.
Pada kesempatan Ijazah Kubro dan Pengukuhan PP Pagar Nusa ini hadir Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib 'Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji.
Hadir pula para menteri kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI dan Kapolri, seluruh Kepala Staf Angkatan; KSAU, KSAD, dan KSAL.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua