Kesamaan Makna Santri dengan Pancasila menurut KH Anwar Zahid
Ahad, 23 Oktober 2022 | 16:30 WIB
KH Anwar Zahid saat mengisi tausiah pada malam puncak peringatan Hari Santri 2022 yang diselenggarakan Kementerian Agama, Sabtu (22/10/2022) malam di JIEXPO Convention Centre and Theatre Kemayoran, Jakarta. (Foto: Humas Kemenag)
M. Zidni Nafi'
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kata 'santri' apabila ditulis pakai huruf hijaiyah terdapat lima huruf, yaitu sin, nun, ta, ra, ya. Setiap huruf mempunyai makna yang selaras dengan lima sila dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Demikian keterangan yang ditinjau dari disiplin ilmu 'taktik' alias ilmu otak atik oleh KH Anwar Zahid. Hal itu seperti disampaikan saat mengisi tausiah pada malam puncak peringatan Hari Santri 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, Sabtu (22/10/2022) malam.
Kiai Anwar Zahid menjelaskan, pertama huruf sin, artinya salikun ilallah. Santri adalah orang yang menempuh jalan kehidupan menuju ridha Allah serta fokus pada nilai-nilai spiritual.
"Ini selaras dengan sila pertama Pancasila Ketuhanan yang Maha Esa. Apabila dihubungan ke ayat Al-Qur’an merujuk pada ayat Qulhu wallahu ahad," jelas Kiai asal Bojonegoro Jawa Timur ini.
Ia melanjutkan, huruf kedua yaitu nun yang berarti naibun ‘anil ‘ulama. Santri harus sanggup menjadi pengganti dan penerus perjuangan para ulama, sekaligus menjadi manusia yang tinggi ilmunya, kuat imannya, dan mulia akhlaknya.
"Ini selaras dengan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Selaras dengan ayat Al-Qur’an: innallaha ya’muru bil ‘adli wal ihsan," lanjutnya pada kegiatan yang berlangsung di JIEXPO Convention Centre and Theatre Kemayoran, Jakarta.
.
Ketiga, sambung Kiai Anwar, yaitu huruf ta yang bermakna Thariqul ‘adawah wal iftiraq. Santri meninggalkan permusuhan dan perpecahan, berarti menjunjung tinggi ukhuwah wat tihadul ummah, yaitu persaudaraan dan persatuan umat.
Baca Juga
Ketika Santri Ditilang Polisi
"Ini senada dengan sila ketiga Persatuan Indonesia. Ayat Al-Qur’an berbunyi, wa’tashimu bihablillahi jami’an wa laa tafarraqu," terang pengasuh Pesantren Sabilunnajah Bojonegoro ini.
Kiai Anwar Zahid menambahkan, keempat, huruf ra yakni raghibun fil khairat wal hikam. Santri cinta berbagai macam kebaikan dan kebijaksanaan yang bisa didapat melalui musyawarah.
"Ini cocok dengan sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Ayat Al-Qur’an menyebutkan, wa syawirhum fil amri, dan wa amruhum syura bainahum," paparnya di hadapan ribuan hadirin.
Kelima, huruf ya yang berarti yaqin birahmatillah wa syafa’ati rasulih. Santri yakin mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah dan yakin mendapat syafaat Rasulullah.
"Dengan keyakinan itu pasti akan terwujud sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini dalam ayat Al-Qur’an disebutkan wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin," tuturnya.
Pada acara yang dihadiri juga oleh beberapa menteri, ia berpesan bahwa momentum peringatan Hari Santri 2022 jangan hanya formal seremonial, tradisi, dan selebrasi.
"Hari Santri harus benar-benar mampu memotivasi kita agar menjadi manusia yang benar-benar berakhlak santri dan berjiwa santri," tegas Kiai Anwar Zahid.
Kontributor: M. Zidni Nafi’
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua