Nasional LSN 2016

Kesuksesan Kesebelasan Walisongo Terletak Pada Pembibitan Potensi Santri

Selasa, 1 November 2016 | 01:04 WIB

Solo, NU Online
Berakhir sudah kompetisi U-18 Liga Santri Nusantara (LSN) 2016, yang memunculkan kesebelasan Pesantren Nur Iman Mlangi Yogyakarta sebagai tim peraih gelar juara. Nur Iman secara dramatis memenangkan drama adu penalti 7-6 atas kesebelasan Pesantren Walisongo Sragen, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Ahad (30/10).

Meski pagelaran LSN 2016 memang telah usai, namun bagi sebagian tim ini justru awal dari pekerjaan mereka untuk segera berbenah, menatap kompetisi musim depan. Dengan catatan, apabila Liga Santri masih tetap diadakan.

Bagi tim seperti Walisongo misalnya, pencapaian menuju final LSN 2016 ini bukan sebuah hal yang dibangun dalam waktu singkat. Sejak lama mereka sudah mempersiapkan tim sedemikian rupa.

Untuk mendukung dan mengasah bakat para pemain, selain latihan fisik, mereka rutin mengadakan latihan tanding dengan tim SSB lokal. “Latihan rutin kita lakukan, juga ditambah dengan bermain melawan SSB lokal,” ungkap manajer tim Songo FC Mustawa, saat diwawancarai NU Online belum lama ini.

Bahkan, tidak cukup itu, mereka menggelar gelaran Walisongo Cup yang diikuti sejumlah pesantren lokal di Sragen dan sekitarnya. Konon ide membuat kompetisi antarkesebelasan pesantren ini sudah ada dalam benak Mustawa sejak ia jadi santri di Al-Muayyad Mangkuyudan.

Para santri yang terbiasa dalam iklim kompetisi sepakbola yang baik dan sehat akhirnya mampu memunculkan potensi baru pada diri mereka. Selain pintar mengaji, mereka juga jago bermain sepak bola.

Ini pula yang selaras dengan harapan penyelenggara LSN, di mana kompetisi sepakbola para santri ini dalam jangka panjang diharapkan dapat menelurkan pemain sepakbola yang potensial dan profesional.

Pada akhirnya, faktor “ketidakberuntungan” (dalam proses adu penalti) yang menjadi salah satu faktor gagalnya kesebelasan Walisongo merengkuh piala Menpora RI.

Namun, apabila merujuk pada proses pembibitan, bukan sekedar juara, yang menjadi tujuan utama Walisongo. Maka, kesuksesan sejatinya telah mereka raih. Sekarang, tinggal bagaimana mereka kembali menyiapkan estafet regenerasi pemain untuk menghadapi ketatnya kompetisi mendatang. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)