Jakarta, NU Online
Allah merupakan Pencipta (khalik) dan manusia adalah makhluk. Manusia bisa tersambung dengan Allah ketika ia telah mengenal-Nya, bahkan lebih dari mengenal dirinya sendiri. Inilah yang dinamakan proses wushul (bersambung dengan Allah).
Hal itu dikemukakan Pakar Tasawuf KH M. Luqman Hakim. Ia menjelaskan proses wushul seorang hamba kondisi di mana hamba tersebut mengenal Allah SWT, bukan bersambungnya dua dzat yaitu khalik dan makhluk.
“Wushul (bersambung dg Allah) itu bukan bersambungnya dua dzat, tetapi anda mengenal-Nya,” ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Senin (20/8) lewat twitternya usai mengisi pengajian Kitab Al-Hikam di Masjid Bank Indonesia (BI) Jakarta.
Direktur Sufi Center Jakarta itu mengungapkan saat manusia meraih wushul. Dalam kondisi tersebut, segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak ada, selain Allah SWT. Sebab, menurutnya, mustahil sesuatu yang tersambung dengan Allah, dia akan tersambung dengan yang lainnya.
“Begitu anda raih wushul segalanya tiada, hanya Dia yang Ada. Mustahil sesuatu yang tersambung dengan Allah, Allah akan sambung dengan sesuatu,” jelas penulis buku Jalan Ma’rifat ini.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor itu juga memaparkan tentang taqarrub. Mendekat kepada Allah (taqarrub) bukan imajinasi dekat jarak dan waktu. Jika pemahamannya seperti itu, maka manusia akan gagal paham dengan taqarrub.
“Kedekatan (alqurb) adalah kesadaran penuh bahwa kapan, dimana pun dan dalam situasi apa pun, Allah lebih dekat dibanding dirimu sendiri,” tandas Kiai Luqman. (Fathoni)