Ketum PBNU Tegaskan Empat Spirit Islam Nusantara
Sabtu, 1 Agustus 2015 | 14:30 WIB
Jombang, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kembali menegaskan makna Islam Nusantara yang kerap disalahpahami sebagian masyarakat, dalam sambutan malam pembukaan Muktamar Ke-33 NU di alun-alun Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8).
<>
“Islam Nusantara sama sekali bukan madzhab baru, bukan tsiqah baru, bukan aliran baru,” katanya di hadapan Presiden RI Joko Widodo, serta para pejabat tinggi negara, duta besar negara-negara sahabat, para ulama Timur Tengah, dan puluhan ribu hadirin yang terdiri dari pengurus NU dan masyarakat secara umum.
Menurut Kang Said, sapaan akrabnya, Islam Nusantara merupakan istilah yang merujuk pada khashaish (keistimewaan) keberislaman masyarakat pribumi, yakni Islam yang mampu melebur secara harmonis dengan budaya Nusantara, serta berpegang pada empat spirit.
Keempat spirit tersebut, lanjut Kang Said, antara lain ruhud diniyah (spriti keagamaan), ruhul wathaniyah (spirit kebangsaan), ruhut ta’addudiyah (spirit kebhinnekaan), dan ruhul insaniyah (spirit kemanusiaan). Semangat inilah yang dijunjung tinggi Nahdlatul Ulama sepanjang berdiri.
Ia menyampaikan, umat Islam Indonesia mesti memiliki semangat keagamaan yang tinggi, tanpa keinginan yang berlebihan untuk memformalkannya dalam konstitusi. NU, katanya, hingga kini menegaskan komitmen ketaatannya terhadap konstitusi, siapapun presidennya. Hal tersebut menjadi bagian dari nasionalisme yang menyala di dada warga NU.
Doktor Universitas Ummul Qura Makkah ini juga mengingatkan bahwa umat Islam harus menyadari tentang takdir keberagaman di masyarakat. Apalagi, Indonesia adalah negara dengan tingkat keragaman suku, adat istiadat, agama, dan budaya yang tinggi.
“Di atas sajadah Nusantara inilah kita belajar firman Allah. Walau syaa’llahu laja’alakum ummatan wahidah (Jikalau Allah menghendaki, Allah pasti menjadikan kamu sekalian umat yang satu),” tuturnya mengutip ayat al-Qur'an.
Islam Nusantara, bagi Kang Said, juga merupakan karakter keislaman yang sangat peduli dan menghormati manusia dan kemanusiaan. “Inilah Islam Ahlussunah wal Jamaah, yang kita warisi dari para auliya terutama Wali Songo,” ujarnya.
Muktamar Ke-33 NU akan berlangsung hingga 5 Agustus 2015 yang digelar di empat pesantren terkemuka di Jombang. Tema yang diusung pada perhelatan akbar NU kali ini adalah "Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia". (Mahbib Khoiron)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua