Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim menjelaskan, umat Islam hendaknya mewarisi sifat Rahmat seperti ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
“Bagi yang mewarisi kepribadian Rahmat, ia akan melimpahkan Rahmat itu pada sesama hingga di akhirat,” ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Jumat (22/6) lewat twitter pribadinya @KHMLuqman.
Penulis buku Jalan Hakikat ini menggambarkan ciri-ciri bukan manusia Rahmat. Secara umum dapat dijelaskan bahwa karakter bukan manusia Rahmat ialah yang menjadikan agama hanya untuk kepentingan pribadi dan hawa nafsunya serta jauh dari nilai-nilai dan substansi agama.
Di antara ciri-ciri bukan manusia Rahmat menurut Kiai Luqman ialah sebagai berikut:
1. Yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan
2. Yang menjadikan akhirat ajang dunianya
3. Yang menjadikan agama sebagai industri dagang dan politik
4. Yang menjadikan selain Allah sebagai tujuannya
5. Yang menjadikn hijab sebagai kepuasannya
6. Yang meraih kasih sayang tanpa keadilan. Yang menegakkan keadilan tanpa kasih sayang
7. Yang menyampaikan kebenaran tanpa kebijaksanaan dan kebajikan
8. Yang tidak membangkitkan umat (lahir batinnya) menuju Allah
Sebab itu, Rahmatan lil ‘Alamin menurut Kiai Luqman ialah memandang dengan pantulan Cahaya Mata Ilahi. Memandangnya dengan matahatinya bukan khayal dan imajinasinya. Mendengar dengan pantulan Cahaya Kalam Ilahi.
“Yang terdengar yang tersembunyi di balik suara bukan wujud suara. Memutuskan sesuatu dengan hati yang suci,” jelas doktor lulusan Universitas Malaya Kuala Lumpur, Malaysia ini.
Sebaliknya, menurut Kiai Luqman, manusia Rahmat selalu berusaha mewujudkan kehambannya dengan benar dan menegakkan Hak-hak Ketuhanan Allah (iyyaka na’budu waiyyaka nasta’in).
Manusia Rahmat juga melihat kesempurnaan nikmat Allah SWT ada pada limpahan rizki lahir dan batin. “Rizki lahir taat kepada-Nya. Rizki batin hanya bahagia dengan Allah,” tandas Kiai Luqman. (Fathoni)