Jakarta, NU Online
Kata Rahman dan Rahim merupakan dua sifat Allah SWT yang sering diucapkan oleh umat Muslim karena ada dalam kalimat basmalah. Menurut Pengasih Pondok Pesantren Rauhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat KH M. Luqman Hakim, dua Nama tersebut bersumber dari Rahmat.
Menurut Kiai Luqman, ada Rahmat sempurna dan Rahmat menyeluruh. Rahmat sempurna melimpahkan kebajikan untuk yang membutuhkan dan meminta pertolongan.
“Adapun Rahmat menyeluruh diraih orang yang berhak maupun yang tak berhak, dunia dan akhirat. Rahmat-Nya sempurna dan menyeluruh,” ujarnya dikutip NU Online, Sabtu (2/6) lewat twitter pribadinya @KHMLuqman.
Kasih sayang Allah, kata Pakar Tasawuf itu, bukan muncul karena derita yang dirahmati. Juga bukan harus membebaskan dari derita yang dikasihani. Maha Suci Allah dari hal demikian.
“Kesempurnaan Rahmat demi kepentingan yang dikasihani bukan dalam rangka membebaskan derita yang dikasihani,” tutur penulis buku Tujuh Samudera Ummul Qur’an ini.
Direktur Sufi Center Jakarta ini menjelaskan, Ar-Rahman lebih spesial dibanding Ar-Rahiim. Karena itu Nama Ar-Rahman hanya khusus untuk Allah SWt dalam Al-Isra' ayat 110.
Sang hamba, sambungnya, dalam konteks Ar-Rahman harus mengasihi sesama dengan mengingatkan mereka untuk tidak tenggelam dalam kealpaan dengan cara yang lembut bukan kekerasan.
“Bila masih ada derita, lalu mana posisi Rahman dan Rahim Allah?” tegas Kiai Luqman.
Dia mencontohkan ketika ada seorang bayi yang harus dipaksa untuk disuntik demi kesembuhan sakitnya. Justru hal itu menunjukkan kasih sayang dokter dan kedua orang tuanya.
“Ada hukum had dan qishash misalnya justru demi kesalamatan umat manusia,” tandas Kiai Luqman. (Fathoni)