Nasional JELANG MUKTAMAR KE-33 NU

Kiai Hasyim Ingatkan Pentingnya Peran Strategis Muktamar

Senin, 11 Mei 2015 | 09:01 WIB

Surabaya, NU Online
KH A Hasyim Muzadi mengingatkan bahwa Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama mendatang memiliki arti penting bagi perjalanan jam'iyah ini, Indonesia serta Islam dunia. Karena itu, segala kemampuan harus dikerahkan demi kesuksesan muktamar.<>

"Pekerjaan terberat NU saat ini adalah menghadapi gempuran akidah, syariah, manhaj dan moralitas," katanya di hadapan aktifis dan alumni PW IPNU Jawa Timur, Jum'at (8/5) malam.  

Kiai Hasyim menjelaskan, seiring dengan globalisasi yang tidak dapat dihindari, maka tantangan dan gangguan yang dihadapi NU akan demikian terbuka. Karena seperti diketahui, lanjutnya, imbas keterbukaan dan globalisasi, maka akan demikian mudah aliran Islam dengan berbagai varian masuk ke Indonesia. 

"Ada Islam kiri yang cenderung liberal, juga Islam kanan atau garis keras yang lebih banyak menyalahkan," katanya.

Karena itu, Muktamar NU yang akan berlangsung di Jombang Jawa Timur awal Agustus mendatang hendaknya dapat dikawal dengan baik. "Baik dari sisi pelaksanaan maupun produk yang hendak dikeluarkan, harus mendapatkan pengawalan secara ketat," katanya.

Rais Syuriyah PBNU ini tidak terlampau mempermasalahkan apakah yang hadir pada kegiatan seminar nasional dengan tema, ‘Memperkokoh Peran Keagamaan, Keumatan dan Kebangsaan NU’ ini tidak memiliki hak suara saat muktamar mendatang. "Yang terpenting, berikan pengertian kepada para peserta resmi muktamar agenda mendesak yang kini tengah dihadapi NU," kata Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang dan Depok ini.

Fakta sejarah menunjukkan, bahwa NU telah memberikan sumbangsih yang demikian besar bagi perjalanan bangsa ini, baik melalui muktamar dan forum-forum lain. "Lewat sejumlah keputusan yang dikeluarkan NU, NKRI bisa diselamatkan," ungkapnya.

Seminar nasional ini diselenggarakan Majelis Alumni PW IPNU Jawa Timur yang diketuai oleh H Muzammil Syafi'i. Kegiatan dilangsungkan di meeting room Jatim Expo, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jawa Timur. (Syaifullah/Fathoni)