Nasional

Kiai Nurul Huda Ploso Ingatkan Kemuliaan Ngaji

Jumat, 10 Juni 2022 | 21:00 WIB

Kiai Nurul Huda Ploso Ingatkan Kemuliaan Ngaji

KH Nurul Huda Djazuli (tengah)

Kediri, NU Online

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur menjelaskan pesan penting dari KH Ahmad Djazuli Utsman, yaitu ngaji. Ayahnya tersebut sangat menekankan untuk mengaji dan mengaji.


“Pesan penting dari Simbah KH Ahmad Djazuli Utsman, Kiai Djazuli yang dipesankan selama ini hanya ngaji. Tidak pernah pesan kamu ngaji kamu harus bekerja, dan lain sebagainya tidak pernah," ujar KH Nurul Huda Djazuli pada Haul Ke-1 KH Zainuddin Djazuli yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur pada Kamis (9/6/2022) malam.


Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa ayahnya itu berulang kali mengatakan bahwa dunia itu bangkai, pencari dunia itu seperti anjing. "Perkataan ini bukan berarti tidak butuh sama sekali dengan dunia, tidak seperti itu. Maksudnya supaya kita jangan memperdalam fi hubbid dunya. Fi hubbid dunya jangan memperdalam, jangan terlanjur cinta dunia. Sehingga tidak mengerti sholat, tidak mengerti ngaji, tidak mengerti nasehat, tidak mengerti kewajiban," imbuhnya.


Maka dari itu, kiai yang juga merupakan Mustasyar PBNU tersebut berpesan agar para santri jangan minder, jangan khawatir nanti setelah pulang mondok mau makan apa. Ia menegaskan agar para santri percaya kepada Allah yang akan memberikan rezeki yang banyak, rezeki yang halal, rezeki yang berkah, serta akan mengangkat menjadi orang yang mulia.


"Ngaji itu lebih utama daripada melaksanakan shalat seribu rakaat. Wa ‘iyadatil alfi maridh artinya menjenguk seribu pasien. wa hudhuri alfi janazah artinya itu lebih utama dari mengantarkan seribu jenazah," jelasnya.


Ia menjelaskan bahwa ketika nabi mengucapkan hadits tersebut para sahabat kaget, masa lebih utama daripada seribu rakaat. Lalu salah satu sahabat bertanya, "Dan apakah lebih utama juga daripada membaca Qur'an wahai Rasulullah?"


Secara politis Rasulullah menjawab, "Untuk mengetahui manfaat Al-Qur'an, (harus) menggunakan ilmu".


"Jadi, membaca saja tapi tidak tahu artinya, nah tentu itu tidak bisa sempurna dari segi manfaat. Kamu boleh tahfidz Al-Qur'an, tetapi kamu harus paham Al-Quran itu bagaimana maunya. Al-Qur'an berkata bagaimana, maksudnya bagaimana. Nah itulah perlu dipelajari. Alhasil, ilmu itu segala-galanya, al ilmu itu nur, al-ilmu nur (ilmu itu cahaya), al-ilmu muhimmun jiddan (Ilmu itu sangatlah penting)," pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Syakir NF