Jakarta, NU Online
Dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa nafsu manusia terbagi menjadi tiga. Pertama, An-nafs al-ammarah bissu. Apabila nafsu ini meninggalkan tantangan dan tunduk serta taat kepada tuntutan nafsu syahwat dan dorongan-dorongan syaitan. Nafsu ini mendorong kepada kejahatan.
Kedua, An-nafs al-lawwamah. Apabila ketenangan tidak sempurna, akan tetapi menjadi pendorong kepada nafsu syahwat dan menentangya. Nafsu ini juga mencaci pemiliknya ketika ia teledor dalam beribadah kepada Allah. Nafsu ini pula sumber penyesatan karena ia patuh terhadap akal, kadang tidak.
Sedangkan ketiga, An-nafs al-Muthmainah. Apabila dia tenang, di bawah perintah dan jauh dari goncangan disebabkan menentang nafsu syahwat.
Dari ketiga nafsu tersebut, menurut Pakar Tasawuf KH M. Luqman Hakim menjelaskan bahwa mengembalikan segalanya kepada Allah SWT adalah kunci pengendalian nafsu.
“Demi meraih ridho dan diridhoi Allah. Apa yang bergolak sebenarnya hanyalah sirkuit nafsu kita,” tutur Kiai Luqman dikutip NU Online, Selasa (26/6) melalui twitter pribadinya @KHMLuqman.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Radhatul Muhibbin Caringin, Bogor ini mengatakan, justru ketika manusia berpacu dengan nafsu, maka kepuasan lahir dan batin tidak akan diraihnya dalam hidup.
“Jika anda berpacu di sana, anda tak meraih kepuasan. Jangan ada gengsi dan malu untuk kembali kepada-Nya. Allah SWT menunggumu,” tandas Kiai Luqman. (Fathoni)