Nasional

LD PBNU Gelar Kuliah Umum Bersama Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bahas Strategi Komunikasi Dakwah NU

Selasa, 17 Desember 2024 | 19:00 WIB

LD PBNU Gelar Kuliah Umum Bersama Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bahas Strategi Komunikasi Dakwah NU

LD PBNU dan Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati berpose bersama usai Kuliah Umum dengan tema Strategi Komunikasi Organisasi Dakwah NU di Indonesia. Acara ini digelar di lantai 8 Aula PBNU, Jakarta Pusat, pada Selasa (17/12/2024). (Foto: TVNU/Budi)

Jakarta, NU Online

Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (LD PBNU) menggelar kuliah umum bersama para mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung yang membahas tema Strategi Komunikasi Organisasi Dakwah NU di Indonesia. Acara ini digelar di lantai 8 Aula PBNU, Jakarta Pusat, pada Selasa (17/12/2024).


Ketua LD PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) mengatakan bahwa semua masyarakat memiliki tanggung jawab dakwah, tetapi harus sesuai dengan porsinya masing-masing dan tidak sembarangan dalam menyampaikan dakwah.


"Semua umat punya tanggung jawab dakwah tetapi semuanya harus sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki maka tidak boleh sembarangan berdakwah," ucap Gus Aab dalam sambutan pembuka.


Ia juga menyebut tiga syarat yang harus dipenuhi dalam menyampaikan dakwah kepada masyarakat.


Pertama, menggunakan perkataan yang baik. Gus Aab kemudian mengutip sebuah syair dalam bahasa Arab: Innal kalama lafil fuad wa innama ju'ilal lisan 'alal fuadi dalilan. Artinya, perkataan seseorang adalah gambaran apa yang ada di dalam hatinya karena lisan hanya menjadi pertanda untuk menunjukkan jati dirinya.


"Jadi kalau dari lisan kita keluar kata yang menenangkan dan menyejukkan insyaallah ada kebaikan di hatinya kebaikan yang terekspreksi melalui lisannya," terangnya.


Lalu ia juga mengatakan, jika semua perkataan yang keluar dari mulut seseorang itu berupa kata-kata hinaan atau caci maki dan merendahkan, maka memang ada suatu masalah di dalam dirinya.


Kedua, dakwah harus dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Menurut Gus Aab, dakwah harus dilakukan secara rutin atau memiliki sambungan lanjutan mengenai materi-materi yang telah disampaikan pada setiap pertemuannya.


"Dakwah yang dilakukan harus secara berkala bukan seperti pengajian akbar, itu hanya sekedar syiar saja, sangat disayangkan tidak diikuti dengan syu'ur," ungkap Gus Aab.


Ia menerangkan, pengajian akbar hanya bersifat seremonial. Penceramah itu hanya ceramah selama satu jam dan terkadang tidak mengetahui permasalahan yang dialami masyarakat.


"Padahal dakwah itu menyelesaikan persoalan masyarakat dalam perspektif agama atau membumikan ajaran agama agar mendarat tepat di tengah-tengah masyarakat," katanya.


Menurut Gus Aab, pendakwah tidak mengetahui masalah yang dialami masyarakat maka sulit untuk menyampaikan dakwah yang tepat yang sesuai kondisi masyarakatnya. Meski begitu, pengajian akbar tak perlu dihilangkan keseluruhannya.


Ketiga, dakwah harus dilakukan dengan hujjah qauliyah yang bisa menenteramkan orang yang masih dalam kebingungan, tapi sekaligus mematikan hujjah orang yang melawan.


Syarat ini salah satu cara penyampaiannya melalui dakwah di semua platform media sosial sebagai alat penyebaran dakwah karena lebih mudah diterima oleh masyarakat.


"Bagaimana cara menyampaikannya? Misalnya kita berdakwah dengan penyampaian lewat media sosial, maka itu zaman sekarang bisa lebih menyerap ke masyarakat. Hanya saja kelemahannya dakwah ini, kita tidak bisa mengetahui sasaran objek dakwahnya," jelas Gus Aab.


Sementara itu, Sekretaris LD PBNU Nurul Badruttamam mengapresiasi mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang giat dalam menuntut ilmu. Ia berpesan, selain berdakwah para mahasiswa juga harus giat menulis.


Nurul menyebut, tantangan pendakwah dan penceramah pada saat ini adalah berdakwah dalam semua platform media sosial dengan video tayangan positif.


"Karena kerap kali video dakwah yang ditayangkan itu tidak berkualitas," katanya.


Acara kuliah umum yang diadakan oleh LD PBNU bersama dengan para dosen dan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati dihadiri oleh sebanyak 117 orang yang berangkat langsung dari Bandung menuju Jakarta.