Nasional

LD PBNU Ingatkan Etika dan Guyon dalam Berdakwah, Tak Perlu Terjebak Reaksi Spontan

Rabu, 4 Desember 2024 | 13:00 WIB

LD PBNU Ingatkan Etika dan Guyon dalam Berdakwah, Tak Perlu Terjebak Reaksi Spontan

Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU KH Nurul Badruttamam. (Foto: uinsi.ac.id)

Jakarta, NU Online

Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU KH Nurul Badruttamam mengingatkan kepada para pendakwah tentang pentingnya sikap 'arif dan bijaksana dalam berdakwah, baik secara langsung maupun melalui media sosial.


Dai atau daiyah memberikan pengaruh kepada masyarakat. Setiap ucapan yang disampaikan harus mengedepankan prinsip kesantunan dan etika yang baik, terutama dalam konteks publikasi di media sosial yang dapat dijangkau oleh banyak orang.


"Dai dan daiyah harus memahami betul batasan-batasan dalam berbicara di depan umum dan saat memposting konten di media sosial. Pesan yang disampaikan harus tidak menyinggung perasaan orang lain dan tetap menjaga kerukunan serta kedamaian," ujar Kiai Nurul Badruttamam kepada NU Online, Rabu (4/12/2024).


Jangan Terjebak Reaksi Spontan

Dia mengingatkan bahwa ceramah perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Dalam menyampaikan materi dakwah, penting untuk tidak terjebak dalam reaksi spontan yang dapat merugikan citra diri atau lembaga. Fokuslah pada materi yang telah disiapkan sebelumnya dan hindari pengaruh emosi atau masalah pribadi.


"Ketika materi ceramah berhubungan dengan hal-hal yang sensitif, berpikir ulang adalah langkah yang bijak. Isi ceramah atau postingan harus mengandung kritik yang konstruktif dan tidak menyakiti pihak lain," jelas Kiai Nurul.


Guyon dalam Cermah

Dalam hal humor atau guyon, Kiai Nurul juga mengingatkan pentingnya pendekatan yang bijaksana. Humor adalah bagian dari seni komunikasi yang dapat meredakan ketegangan. Namun tetap harus dihormati batasannya. Humor dalam dakwah seharusnya tidak digunakan untuk merendahkan atau mengolok-olok orang lain. Melainkan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang menyentuh hati dan mencerahkan.


"Humor yang diajarkan oleh Gus Dur bukan untuk mengejek atau merendahkan orang lain, tetapi untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, namun tetap penuh dengan pelajaran moral dan sosial," katanya. 


Humor yang tepat, menurutnya, dapat membantu menyampaikan pesan dengan lebih ringan dan mudah diterima tanpa mengurangi kedalaman makna yang ingin disampaikan.


"Dakwah yang bijak adalah dakwah yang mengajak umat untuk meningkatkan kualitas hidup dan ibadah mereka, dengan penuh penghormatan, bukan dengan cara merendahkan siapa pun," tandas Kiai Nurul.