Semarang, NU Online
Pengurus Wilayah Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah mengirimkan relawan untuk turut serta dalam penanganan bencana tsunami Selat Sunda. Untuk tahap awal telah diberangkat 8 relawan.
Ketua PW LPBI NU Jateng Winarti mengatakan, sedianya relawan yang siap berangkat mencapai 30 orang lebih. "Namun dengan berbagai pertimbangan, kita jadwalkan pengiriman secara bertahap," ujarnya, Selasa (25/12).
Winarti menyebutkan, para relawan yang dikirim memiliki berbagai keahlian. Mulai dari evakuasi, pemilihan logistik, maupun distribusi logistik. "Beberapa juga sudah pernah bertugas saat bencana gempa bumi di NTB, maupun Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu," terangnya.
Relawan tersebut, kata Winarti, antara lain dari Brebes, Boyolali, Kudus, dan Pekalongan. "Beberapa daerah juga sudah siap. Namun karena bertahap, nantinya menunggu jadwal yang kita tetapkan. Beberapa pengurus NU daerah juga telah membuka Posko NU Peduli Bencana untuk kasus tsunami ini," jelasnya.
Winarti menjelaskan, tim dari Jateng sendiri akan bergabung dengan Pos Induk PBNU yang juga membuka posko bencana tsunami ini. "Kita berharap, relawan-relawan yang kita kirimkan ini bisa saling membantu, dan memberi manfaat positif dalam penanganan bencana tsunami tersebut," tegasnya.
Meski mengirimkan relawan untuk bencana tsunami, LPBI NU Jateng juga masih menyiapkan personil untuk kembali bertugas di Lombok. "Hanya saja untuk yang Lombok, yang akan kita kirim kan adalah relawan dengan skill tukang bangunan, kayu, dan tukang las," bebernya.
Hingga Selasa (25/12), korban tsunami Selat Sunda terus bertambah. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban meninggal mencapai 429 orang meninggal. Sementara 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang, dan 16.082 orang mengungsi.
Data kerugian materiil terkait tsunami Selat Sunda juga terus bertambah. Ada 882 rumah yang rusak, 73 penginapan rusak dan 60 warung rusak. Adapula 434 perahu dan kapal rusak, 24 kendaraan roda 4 rusak, 41 kendaraan roda 2 rusak, 1 dermaga rusak, dan 1 shelter rusak.
Daerah yang paling parah terdampak tsunami Selat Sunda ialah Kabupaten Pandeglang. Tercatat BNPN, di daerah ini sebanyak 290 orang meninggal dunia, 1.143 luka-luka, 77 orang hilang, dan 14.395 orang mengungsi. (Red: Abdullah Alawi)