JAKARTA, NU Online
Salah satu problem di lokasi terjadinya bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat adalah masalah kesehatan. Masalah kesehatan warga NTB terdampak gempa bumi belum tertangani dengan baik. Faktor penyebabnya antara lain adalah kurangnya tenaga medis.
Hal itu terungkap dalam rapat rapat "Laporan Tim Assesmen dan Tindak Lanjut” untuk menampung masukan dari tim assesmen PBNU yang terjun ke lokasi selama beberapa hari. Identifikasi masalah ini menjadi sangat penting untuk menentukan bentuk intervensi yang akan dilakukan oleh PBNU.
“Kebutuhan medis di sana sangat mendesak, sementara di lapangan tenaga medisnya terbatas,” kata anggota Lembaga Kesehatan NU, dr. H. Makki Zamzami di sela-sela rapat. Ke depan, Makki menyatakan perlu membuat skema alur pengobatan sehingga penanganan kesehatan korban bencana lebih sistematis dan memberikan pelayanan lebih maksimal.
Selain dibagi di sejumlah wilayah, tenaga medis nantinya akan dijadwal bergilir dan bergantian. “Mungkin satu tim nanti empat sampai lima hari gantian. Jangan diforsir, jangan sampai tenaga medis kecapean dan ikut sakit,” kata dia disambut tawa peserta rapat.
Sementara itu masalah kesehatan yang kerap muncul adalah masalah-masalah yang berkenaan dengan kebersihan seperti ispa dan diare.
Beberapa waktu lalu, PBNU menurunkan tim assesmen yang terdiri dari LPBI NU, LKNU, LAZISNU, DAN BAGANA BANSER. Tim ini bertujuan mengidektifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan korban bencana gempa bumi di NTB. (Ahmad Rozali)