Tegal, NU Online
Kiai asal Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, KH Dimyati Rois mengatakan, tak ada yang salah dalam politik karena Islam juga mengaturnya. Yang membuat salah adalah perilaku manusianya yang menjalankan politik praktis.
<>
“Yang dinamakan politik itu adalah usaha-usaha perbaikan manusia yang menuju jalan keselamatan dunia dan akhirat. Jadi kita jangan tabu terhadap politik. Kita yang memagang nash-nya kok,” tuturnya dalam sebuah halaqah di Gedung PCNU Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Mbah Dim, begitu KH Dimyati Rois biasa disapa, menuturkan, politik tidak bersifat fadlu ‘ain melainkan fardlu kifayah. Artinya, kewajiban keterlibatan politik akan gugur ketika sudah ada pihak representatif yang melaksanakannya.
Menurut Mbah Dim, Imam Syafii berpendapat bahwa politik merupakan bagian dari syari’at. Hal menggambarkan betapa pentingnya masalah politik untuk mengatur kehidupan manusia.
“Kiai Hasyim Asy’ari, pendiri NU, juga dalam moqodimah kitabnya mengatakan politik dalah juz (bagian) dari pada syariat. Berarti Kiai Hasyim juga mengikuti Imam Syafi’i,” tambahnya. (Abdul Muiz/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua