Nasional

Mendidik Anak Butuh Doa dan Ikhtiar

Kamis, 14 Juni 2012 | 09:41 WIB

Jepara, NU Online
Dewasa ini, mendidik anak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal tersebut ditopang arus perkembangan zaman dan teknologi yang serba cepat. Karenanya dalam mendidik, orang tua harus betah disertai doa dan ikhtiar. Demikian disampaikan KH Mahrus Ali, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Jepara dalam Peresmian Gedung dan Haflah Akhirussanah VI Majlis Taklim Al-Barokah desa Margoyoso, kecamatan Kalinyamatan, Rabu (13/6) kemarin.<>
 
Menurutnya, orang tua yang telah berdoa dan berikhtiar maka telah gugur kewajibannya meski hasilnya belum sesempurna yang diinginkan. “Dalam mendidik anak orang tua perlu mengawal sekuat tenaga meski terkadang hal itu dianggap cerewet oleh anaknya,” tuturnya.
 
Kyai Mahrus mengutip pendapat Syekh Ibnu Athaillah Al-Iskandari bahwasanya banyak orang tua yang tidak lulus mendidik anak. Diungkapkannya banyak orang tua yang menyuport anaknya apabila berkaitan dengan urusan dunia sedangkan untuk urusan akhirat dibiarkan begitu saja.
 
Ia menyontohkan, beberapa waktu lalu, dirinya diundang untuk mengisi majlis taklim salah satu desa di Jepara. Tidak seperti biasanya hajat shohibul bait menggelar tasyakuran karena anak pemilik rumah, betah tinggal di pondok. “Kyai pengajian ini saya selenggarakan sebagai wujud tasyakur saya karena anak yang saya pondokkan betah,” kata shohibul bait kepada kyai Mahrus.
 
Contoh tersebut, lanjutnya tidak banyak dilakukan oleh orang tua zaman sekarang. Hal tersebut yang menurut Ibnu Athaillah menjadi kegagalan orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
 
Mendidik anak, tegasnya memang tidak gampang. Tetapi yang perlu digaris bawahi imbuhnya adalah dengan siapa anak berkumpul? Hal tersebut yang bakal menjadikan baik buruknya anak.
 
Plastik sebagaimana ia memberikan amsal akan menjadi baik nasibnya bisa juga menjadi buruk. Plastik yang menjadi sampul Al-Qur’an maka nasib akan selalu dihormati. Sedangkan plastik untuk bungkus krupuk nasibnya akan sia-sia. Akan dibuang, disobek-sobek, diinjak-injak, dibakar pemiliknya. Tergantung siapa yang membawa. Lingkungan menjadi pentingnya dengan siapa ia bergaul?  
 
Selain lingkungan, berkaitan juga dengan harta. Harta yang haram akan menjadi penyebab kegagalan orang tua mendidik anaknya. Ilmu enggan masuk ke anak karena jasmaninya terdapat hal yang tidak baik.
 
Oleh karenanya, agar tidak menyesal dikemudian hari kelak, ia berharap orang tua sebisa mungkin selalu mendoakan si anak. Disamping itu perlu juga ditopang dengan ikhtiar dan tirakat. Harapannya anak menjadi pribadi yang shalih dan shalihah.

 


Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : Syaiful Mustaqim