Menjadi Santri, Menjadi Pembelajar yang Tak Pernah Henti dan Mengembangkan Diri
Ahad, 23 Oktober 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi: Upacara Hari Santri 2022 di tingkat PCNU Bantul, DI Yogyakarta, Sabtu (22/10/2022). (Foto: istimewa)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Santri di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V diartikan sebagai orang yang mendalami agama Islam atau orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh, orang saleh. Sementara dalam UU Nomor 18 Tahun 2019, santri didefinisikan sebagai peserta didik yang menempuh pendidikan dan mendalami ilmu agama Islam di pesantren.
Perannya yang besar dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) membuat pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri. Pemerintah juga membuat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
Dalam unggahannya di Instagram, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri membubuhkan keterangan satu kalimat penting. "Santri tak berhenti mengaji," tulisnya pada Sabtu (22/10/2022) sebagai keterangan foto yang diunggahnya.
Tampak foto tersebut merupakan potret seseorang tengah menyimak orang lain. Foto tersebut pun mendapatkan lebih dari 11 ribu suka dan 65 komentar setelah 14 jam diunggah.
Senada, Ketua PBNU Mohammad Syafie’ Alielha (Savic Ali) juga menyampaikan hal yang tak jauh berbeda. Menurutnya, kesempatan menjadi santri memberikannya kesadaran untuk tetap dan senantiasa belajar tanpa pernah berhenti. Hal ini tidak lain diilhami dari sebuah hadis Rasulullah saw.
"Buatku, pelajaran menjadi santri adalah pentingnya memiliki kesadaran untuk terus belajar, sesuai ajaran uthlub al-‘ilma min al-mahdi ila al-lahdi (Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat)," tulis Savic melalui akun media sosialnya.
Kesadaran untuk senantiasa belajar tentu saja menumbuhkan semangat untuk terus mengembangkan diri. Dengan begitu, santri dapat terus menjaga konsistensinya dalam mengerjakan sesuatu yang ditekuninya dalam menebar manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain dan lingkungan.
"Punya kesadaran berkembang (growth mindset), serta istiqamah dalam melakukan/mengerjakan sesuatu yang dianggap baik dan bermanfaat buat masyarakat," lanjut Savic.
Ia mencontohkan sosok kiai yang senantiasa istiqamah dalam mengembangkan pesantrennya dan mendidik para santri tanpa kenal lelah. "Seperti para kiai dalam hal ngaji dan membangun/merintis pesantren," pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua