Nasional KIRAB SATU NEGERI

Menuju Bali, Kirab Satu Negeri Doakan Lombok dan Donggala

Ahad, 30 September 2018 | 01:15 WIB

Mataram, NU Online
Tim 17 Kirab Satu Negeri Zona Rote dini hari 24.00 Wit berangkat menuju Pulau Dewata Bali melalui pelabuhan Lembar. Mereka menggunakan KMP Wihan Bahari dan tepat pukul 06.30 Wit sudah masuk antrian di Pelabuhan Padang Bai Bali.

Sebelumnya Tim 17 Kirab Satu Negeri telah tiba di Nusa Tenggara Barat (NTB). Ada beberapa aktifitas diselenggarakan tim kirab bersama warga setempat. Di antaranya menggelar apel kebangsaan dan doa bersama untuk NTB, Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dilanda gempa bumi dan tsunami.

Doa tersebut dipimpin oleh imam besar Masjid Hubbul Wathan, KH Zaidi Abdad, Tuan Guru H Lalu Turmudzi Badarudin. Para korban baik di NTB dan Donggala serta Palu, diharapkan bisa bangkit kembali setelah dilanda musibah gempa dan tsunami.

Apel dan doa bersama di lapangan Sangkareang Lombok itu dihadiri tak kurang dari 10.000 peserta, baik dari kader Gerakan Pemuda Ansor, Banser, pelajar, organisasi kepemudaan serta tokoh lintas agama. 

Kegiatan ini juga dihadiri Gubernur NTB Zulkifliemansyah, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, Bupati Sumbawa Husni Jibril, serta Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Saiful Muslim. Termasuk ulama kharismatik NTB, Tuan Guru H Lalu Turmudzi Badarudin, serta jajaran kepolisian dan TNI.

Sementara Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Abdul Rochman yang bertindak sebagai inspektur upacara dalam amanatnya menyampaikan makna penting apel besar Kirab Satu Negeri. Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 harus tetap kokoh di Indonesia. “Semua itu menjadi pengikat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita,” kata Adung panggilan akrab  Abdul Rohman, Sabtu (29/9).

Abdul Rohman berpesan agar agama menjadi rahmah, sumber kasih sayang dan perdamaian, sebagaimana telah dipraktikkan berabad-abad oleh nenek moyang kita. “Semua orang, mayoritas masyarakat yang toleran dan cinta persatuan, berani bersuara, tidak lagi memilih diam. Kita ingin Indonesia yang majemuk namun hidup rukun dan damai. Ini menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia,” ungkap Adung.

Dalam acara tersebut juga diserahterimakan 17 Bendera Kirab Zona Rote kepada Gubernur NTB Zulkieflimansyah didampingi Koordinator Zona Rote dan Ketua PW GP Ansor NTB Zamroni Aziz.

Menurut Ketua PW GP Ansor NTB Zamroni Aziz, pertemuan lintas agama dan suku akan menjadi catatan penting untuk kebinekaan bangsa ini ke depannya. Dia mencontohkan, di NTB terdapat tiga suku, yaitu Mbajo, Samawa, dan Sasak. Ketiga suku inilah yang menyebabkan NTB berdiri kokoh tegak sampai saat ini.

Dia juga mengatakan, para tokoh lintas agama berperan penting di NTB. “Tidak ada NTB kalau tidak ada tokoh lintas agama, Islam, Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, Tionghoa. Hari ini semua duduk manis bersama dengan kita. Ini potret yang membuat indah NTB saat ini. Ini semua bisa tercipta karena kecintaan kita terhadap negara kesatuan Republik Indonesia,” paparnya.

Sementara Gubernur NTB  Zulkieflimansyah menilai acara itu memang sederhana, tapi justru mampu menggugah kesadaran kebangsaan seluruh eleman masyarakat di NTB. “Dengan begitu, ketika kita semua kembali ke rumah, akan muncul kesadaran bahwa kami bangga menjadi bagian dari NKRI, kami bangga menjadi bagian dari Indonesia,” katanya.

Sedangkan di Bali dalam rangka menyambut tim KSN tadi malam digelar lailatul ijtima’. Acara berlangsung di Kantor PWNU Bali. “Kami tim asistensi Bali sudah siap menyambut tim KSN Zona Rote di Bali. Ini saya bersama tokoh pecalang udah siap menyambutnya,’’ ujar Eko Sumedi salah salu anggota Satkornas Banser. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)