Meski Uang Ada, Logistik Langka, Warga Aceh Dorong Pemerintah Kirim Bantuan via Bandara Rembele
NU Online · Ahad, 30 November 2025 | 12:00 WIB
Jakarta, NU Online
Radinal, tokoh masyarakat di Simpang Tiga Redelong, Kabupaten Bener Meriah, Aceh menyampaikan bahwa ia dan masyarakat di sekitarnya berada dalam keadaan sehat. Namun, meski sehat dan tak kekurangan dana, logistik untuk kebutuhan sehari-hari sudah tidak ia dapati.
"Logistik khususnya beras sudah nggak ada. Bagi orang tua, pisang muda masih tahan. Bagi anak-anak ini gimana? Ada uang, berasnya gak ada," katanya melalui pesan suara yang diterima NU Online pada Ahad (30/11/2025).
Hal ini terjadi karena akses darat yang sulit untuk dilalui. Ia bahkan menyebut 90 persen jembatan hilang tersapu banjir dan longsor mengingat derasnya hujan berhari-hari tanpa henti.
"Masyarakat yang tidak terdampak (langsung atas bencana) juga jadi bermasalah karena akses dari Bireun 90 persen jembatan hilang," ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada pemerintah untuk tidak hanya fokus dalam memikirkan warga yang terdampak langsung dan mengungsi. Namun, mereka yang secara tidak langsung terdampak akibat putus akses perjalanan darat juga perlu mendapatkan perhatian.
"Jangan hanya mikirkan pengungsi, tapi juga kami masyarakat. Logistik tidak ada. Uang ada, barang tidak ada," katanya lagi.
Ia juga menceritakan saudaranya yang harus berjalan seharian penuh dari dataran tinggi menuju kota untuk mendapatkan logistik. Meskipun mereka membawa uang, tetapi logistik yang diharapkan pun tidak dapati mereka bawa pulang karena langka.
"Ada wilayah terpencil sampai ke pusat kota bawa uang, tapi beras nggak ada," ujarnya.
Radinal meminta pemerintah agar dapat menurunkan logistik melalui Bandara Rembele, Gampong Bale Atu, Bukit, Bener Meriah, Aceh. Hal ini guna memudahkan distribusi bagi masyarakat sekitar yang juga kesulitan mendapatkan logistik.
"Kalau didrop pemerintah, kami siap untuk membawa supaya mereka bisa makan. Itu yang dibutuhkan. Bahan bakar juga tidak ada semua. Mau meluncur bawa bantuan melalui apa? Kendala besar," lanjutnya.
Senada, Penulis NU Online Zainuddin Lubis juga menyampaikan bahwa keluarganya di Sibolga kesulitan untuk mendapatkan makanan. Pasalnya, tidak ada orang yang berjualan dan akses pun tertutup. Bahkan kiriman uang juga tidak bisa diambilnya.
"Kasian. Ngirim duit juga nggak bisa diambil. Mau beli makanan, nggak ada jualan. Internet mati. Pusing orang di rumah mikirin itu. Mau kabur, jalan putus," katanya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
6
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
Terkini
Lihat Semua