Mirip, Ini Perbedaan dan Persamaan Cacar Monyet dan Cacar Air
Kamis, 4 Agustus 2022 | 15:30 WIB
Kendi Setiawan
Penulis
Jakarta, NU Online
Mendengar istilah cacar monyet mungkin sebagian masyarakat terbayang penyakit serupa yakni cacar air. Lalu, apakah persamaan keduanya serta apa pula perbedaannya?
Peneliti di Laboratorium Virologi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Hana A Pawestri dan Krisna Nur Andriana Pangesti mengungkapkan virus penyebab penyakit cacar monyet dan cacar air berada dalam satu kelompok keluarga virus yang disebut Orthopoxvirus. Virus cacar monyet disebut virus monkeypox, sedangkan penyebab cacar air disebut vaccinia virus.
“Kedua virus ini berkerabat dekat dengan virus smallpox, penyakit cacar yang sudah dianggap musnah sejak 1980 oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) berkat vaksinasi massal,” tulis keduanya dalam arikel berjudul Penyakit Cacar Monyet, 4 Hal yang Perlu Anda Ketahui Supaya Tak Tertular
Kedua peneliti Kementerian Kesehatan itu meneruskan virus cacar monyet diidentifikasi pertama kali pada monyet pada 1958 di Kopenhagen, Denmark. Sedangkan kasus cacar monyet pada manusia dilaporkan pertama kali terjadi pada 1970 di Republik Demokratik Kongo, Afrika.
“Gejala cacar monyet pada manusia mirip dengan gejala cacar, tapi lebih ringan. Gejala awal yang mirip dengan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya adalah demam, sakit kepala, sakit pinggang, nyeri otot, kelelahan, serta adanya pembesaran kelenjar getah bening baik di leher, ketiak, ataupun pangkal paha,” lanjut mereka.
Setelah 1-3 hari terkena cacar monyet akan muncul ruam kemerahan dan bintik merah seperti penyakit cacar. Bintik-bintik pada permukaan kulit yang berisi cairan dan nanah akan bertahan hingga kurang lebih 2-4 minggu.
Namun, sebagaimana penyakit virus lainnya, penyakit cacar monyet ini bersifat self-limited. ”Artinya, bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan tergantung dari ketahanan dan imunitas tubuh setiap orang,” sebut Hana dan Krisna.
Banyak terjadi
Dalam artikel tersebut, walau laporan kasus penyakit cacar monyet pada manusia ini baru pertama kali ditemukan di kawasan Asia Tenggara, tapi kasus cacar monyet pada manusia ini telah banyak terjadi di negara-negara kawasan Afrika Barat dan Tengah seperti Republik Afrika Tengah, Liberia, Nigeria, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, dan Sierra Leone.
“Kasus tertinggi terjadi di Republik Demokratik Kongo, yang sejak 2005 ditemukan lebih dari 1000 terduga kasus per tahun, lalu 115 kasus di Nigeria, 88 kasus di Republik Kongo, dan jumlah kasus selain di ketiga negara tersebut berkisar satu sampai belasan,” papar kedua peneliti.
Selain itu, di luar kawasan tersebut, kasus cacar monyet pada manusia dan hewan telah dilaporkan ditemukan di Amerika Serikat pada 2003 (47 kasus), Inggris (3 kasus) dan Israel (1 kasus) tahun lalu, dan satu kasus terkini di Singapura.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua